Rabu, 28 Januari 2015

ALIRAN-ALIRAN ILMU KALAM




1.                  PENDAHULUAN
Jika pada modul sebelumnya anda sudah di ajak untuk menjelajah pengetahuan tentang apa itu ilmu kalam, fungsi dan kegunaanya,  serta sejarah munculnya ilmu kalam dan juga hubungan ilmu kalam dengan disiplin ilmu lainnya, maka sekarang anda akan di ajak untuk menjelajah aliran-aliran dalam ilmu kalam, tokoh-tokoh dan perbedaan masing-masing aliran. Taukah anda bahwa ternyata rasululloh saw jauh sebelum munculnya aliran-aliran dalam ketahuhidan sudah pernah menginformasikan bahwa umat-Nya nanti akan terpecah mencadi beberapa golongan atau aliran dan yang selamat hanya satu. Nah perhatikan hadist rasululloh berikut ini.
عن أنس ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : « افترقت بنو إسرائيل على إحدى وسبعين فرقة ، والنصارى على ثنتين وسبعين فرقة وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة ، كلها في النار إلا فرقة واحدة »
“Dari anas, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Bani Israil terpecah menjadi 19 firqah (aliran), dan Nasrani terpecah menjadi 29 firqah, dan sungguh umatku nanti akan terpecah menjadi 39 firqah, semuanya masuk neraka kecuali satu firqah”.
Hadist tersebut saya kutip dari (شرف أصحاب الحديث للخطيب البغدادي ) halaman  43 juz 1
a.      Tujuan belajar
Dalam modul ini nanti anda akan diharapkan  untuk dapat memenuhi standar kompetensi mapel aqidah akhlak yaitu memahami ilmu kalam dengan standar kompetensi dan indikator sebagai berikut :









KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
9.1 Menjelaskan aliran-aliran ilmu kalam, tokoh-tokoh dan pandangan-pandangannya (Khawarij, Murji`ah, Syi`ah, Jabariyah, Qadariyah, Asy’ariyah, Al-Maturidiyah, Mu`tazilah, dan lain-lain seperti teologi transformatif dan teologi pembebasan)
9.1.1 Menyebutkan macam-macam aliran dalam ilmu kalam
9.1.2 Menjelaskan pengertian macam-macam aliran dalam ilmu kalam
9.1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam ilmu kalam

9.2 Menganalisis perbedaan antara aliran ilmu kalam yang satu dengan lainnya


9.2.1 Membandingkan perbedaan antara aliran ilmu kalam yang satu dengan lainnya
9.2.2 Menunjukkan dalil naqli yang berkaitan dengan ilmu kalam

b.      Prasyarat
Prasayarat yang dibutuhkan untuk mempelajari modul pembelajaran ini adalah (1) kalian harus memahami lebih dulu prinsip-prinsip aqidah islam yang benar.  (2) kalian harus beriman dengan terhadap rukun-rukun iman dengan sungguh-sungguh

c.       Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk menggunakan modul sebaiknya anda mengikuti pentunjuk penggunaan modul ini dengan benar. Berikut ini adalah petunjuk penggunaannya :
1.      Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah dan jangan tergesa-gesa.
2.      Kemudian kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temui dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban dihalaman belakang modul ini,
3.      Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang Anda pahami,
4.      Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Maksudnya, jika anda diminta untuk menuliskan, cobalah anda  menulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai.
SELAMAT MEMBACA !


2.                  KEGIATAN BELAJAR
Sekarang anda akan saya ajak untuk menjelejah pengetahuan tentang aliran-aliran dalam ilmu kalam yang bermunculan setelah rasulullah saw wafat
A.    ALIRAN MUKTAZILAH
Aliran muktazilah ini didirikan oleh  Abu Huzaifah Washil ibn Atha Al Gazzal al-Altsag (80-131H). Wah wah panjang sekali namanya, beliau dilahirkan pada tahun 80 H dan meninggal pada tahun 131 H. Beliau adalah salah seorang murid Hasan Al Bashri. Beliau pernah juga belajar ilmu fisika dan Hadits pada Hasan Bashri. Dia hidup pada masa pemerintahan Khalifah Abd Malik ibn Marwan.
Asy-Syahrastani dalam kitab ”Al Milal Wa al-Nihal” juz 1 halaman 45 meriwayatkan bawah asal usul penamaan Muktazilah terhadap golongan aliran ini adalah berawal dari peristiwa Washil bin Atha’ yang mengajukan pertanyaan kepada sang gurunya yaitu Hasan Al Bashri. Washil bertanya ”Wahai imam  agama telah tampak jelas  dizaman kita ini sekelompok orang yang mengkafirkan orang-orang yang berbuat dosa besar. Berbuat dosa besar menurutnya adalah kafir. Dan mereka adalah golongan Khawarij Dan kelompok yang lain menyerahkan hukum orang yang berbuat dosa besar tersebut kepada Allah . Mereka berpendapat perbuatan maksiat (dosa besar) tidak akan mempengaruhi iman, karena perbuatan menurut mereka bukan termasuk rukum iman sebagaimana ketaatan tidak dapat mempengaruhi kekafiran. Dan mereka itu adalah (golongan) Murji’ah. Lalu bagaimana pendapat anda mengenai ’i’tiqad kedua golongan tersebut ?. Hasan Al Bashri berfikir sejenak, dan belum sempat menjawab, Washil berkata, ”Saya tidak sependapat bahwa orang yang berbuat dosa besar adalah  mukmin mutlak dan kafir mutlak tetapi dia (dihukumi) manzilah bainal manzilataini yaitu tidak kafir dan juga tidak mukmin”. Kemudian Wasil bin Atha keluar dari majlis Hasan Bashri di Masjid Bashrah, dan mempertahakn pendapatnya itu dihadapan murid-murid Hasan Al Bashri. Kemudian Hasan Al Bashri berkata ” اعتزل عنا واصل” (Washil telah memisahkan diri dari kita), kemudian Hasan memberi nama washil dan golongannya dengan nama “muktazilah” yang artinya orang-orang yang memisahkan diri. (Asy-Syahrastani, 1404 H:  juz 1 hal 45)
I’tiqad (keyakinan) ajaran Muktzailah adalah lima yang terkenal dengan sebutan ”al-ushul al khamsah” (lima ajaran dasar teologi muktazilah). Kelima ajaran dasar teologi muktzilah tersebut adalah :
1.      Attauhid
Berkaitan dengan ’i’tiqad  attauhid muktazilah menolak adanya sifat-sifat Allah seperti ilmu, qudrat, iradat dan hayyat. Selanjut dia mengatakan bahwa sifat-sifat sebagai disebutkan itu sebenarnya adalah zat-Nya. Itu hanya istilah (’i’tibariyah) bagi zat-Nya yang qadim. (Asy-Syahrastani, 1404 H:  juz 1 hal 45)
Disamping menolak kosep tuhan memiliki sifat, dalam memurnikan ketauhidan muktzailah juga menolak adanya penggambaran fisik Tuhan (tashbih atau tajassum) dan juga menolak keyakinan tuhan dapat dilihat dengan mata kepala, karena menurut muktazilah jika Allah dapat dilihat, berarti dzat-Nya sama dengan dzat yang lain. Padahal Allah itu tidak menempati tempat, ruang dan waktu, Allah juga tidak berpindah-pinda, tidak berbilang, tidak berubah dan juga tidak terpengaruh, oleh karena itu menerut muktzaliha ayat-ayat mutasyabihat  wajib ditakwilkan.
2.      Al-Adl
Al-Adl berarti Tuhan maha adil, Adil merupakan sifat yang paling gamlang menunjukkan kesempurnaan. Karena tuhan maha sempurna, Dia sudah pasti adil. Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan Maha Sempurna. Dia sudah pasti adil. Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan Maha Adil menurut sudut pandang manusia, karena alam semesta ini sesungguhnya diciptakan untuk kepentingan manusia. Berkaitan dengan al adl ini muktzailah berpandangan bahwa  tuhan dianggap adil apabila tuhan hanya berbuat yang baik (ash-shalah) dan yang terbaik (al-ashlah), sedangkan perbuatan maksiat, dosa, dan perbuatan-perbuatan jelek lainnya adalah buatan manusia. Karena jika dikatakan bahwa Allah yang menciptakan perbuatan maksiat, dosa besar, maka itu berarti Allah berbuat dzalim (tidak adil) dan itu tidak mungkin.
Berkaitan dengan hal tersebut muktazilah berpedapat bahwa manusia bebas dalam berbuat, mau berbuat jelek atau baik, Allah hanya memerintahkan berbuat baik bukan yang buruk. Semua yang diperintah tuhan  pasti membawah manfaat, dan semua yang dilarang pasti membawa bencana. Manusia bebas menentukan pilihannya sendiri, mau yang dilarang atau mau yang diperintahkan. Manusialah yang menciptakan perbuatannya sendiri karena itu adil bila manusia diminta pertanggungjawaban atas perbuatannya. (Rozak,  2006:84)

            3. Al Wa’d wa al-Wa’id
Al Wa’d wa al-Wa’id berarti janji dan ancaman, muktazilah berpendapat bahwa Allah berjanji akan memberikan pahala berupa surga bagi orang yang berbuat baik, dan akan mengancam orang yang berbuat dosa besar untuk dimasukkan neraka. Allah Maha Adil, karenanya Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Tidak ada harapan masuk surga bagi orang yang durhaka kecuali bila dia benar-benar bertaubat, dan bagi yang berbuat dosa kecil masih ada kemungkinan Allah mengampuninya. 
            4. Manzilah bain al-mazilatain
Ibnu Taimiyah dalam kitab ”Al-Aqidah Al-Qastiyah”,  menjelaskan tentang pendapat muktazilah terhadap hukum orang yang berbuat dosa besar, bahwa orang tersebut  tidak dihukumi mukmin dan juga tidak dihukumi kafir. (Taimiyah, Juz 1 hal. 183). Muktazilah berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tidak dihukumi kafir secara mutlak, sebab sebenarnya meskipun dia berbuat dosa besar dia masih beriman kepada Allah , dan masih melakukan perbuat baik yang lain. Akan tetapi juga tidak dapat dihukumi mukmin secara mutlak, karena dia telah berbuat dosa besar, sedangkan iman itu tidak cukup hanya dengan pengakuan dan pembenaran saja tetapi harus diiringi dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap Allah swt. Sedangkan perbuatan dosa besar bukanlah kepatuhan dan ketaatan kepada Allah, melainkan kedurhakaan dan kemaksiatan kepada Allah.
5. Al-Amr bi Al Ma’ruf  wa An-Nahyan Munkar
          Ajaran muktazilah yang kelima adalah melaksanakan aktifitas berdakwah yaitu mengajak kepada perbuatan baik dan mencegah perbuatan mungkar. Karena setiap orang yang beriman kepada Allah harus berbuat baik. Dan aktifitas Al-Amr bi Al Ma’ruf  wa An-Nahyan Munkar adalah termasuk perbuatan baik.
          Sebenarnya aktifitas Al-Amr bi Al Ma’ruf  wa An-Nahyan Munkar bukan muktazilah saja yang melakukan, akan tetapi hampir semua aktifitas aliran yang lain juga melakukan hal yang sama. Akan tetapi yang berbeda adalah dalam tatanan pelaksanaanya. Dalam tatanan pelaksanaanya jika perlu memang harus dengan menggunakan cara kekeransan dan paksaan.
  1. ALIRAN SYI’AH
Aliran Syi’ah adalah aliran yang mendukung Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait. Aliran ini berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah Ali bin Abi Thalib. Sedangkan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan telah melakukan perampasan hak ke khalifahan.
Golongan syi’ah ini sebenarnya sudah ada sejak sesaat setelah Nabi Muhammad saw meninggal dunia. Pada saat Nabi meninggal dunia di luar yaitu di Masjid ada beberapa sahabat yang berkumpul ramai-ramai melakukan perundingan mengenai siapa pengganti rasulullah, dengan diliputi suana pro dan contra akhirnya hasil perundingan itu memutuskan bahwa Abu Bakarlah yang menjadi pengganti Nabi saw untuk menjadi Khalifah, keputusan ini segera diambil untuk menjaga  keutuhan umat Islam.
Sementara di dalam, keluarga dalam hal ini ahlul bait masih disibukkan dengan urusan prosesi pemakaman Nabi saw. Sehingga ahlul bait terkejut ketika ada informasi tentang perundingan yang kemudian memutuskan khalifah pengganti Nabi. Dan hal itu dianggap sebagai suatu yang tidak etis karena suasana masih dalam keadaan duka, dan juga perundingan tersebut tanpa melibatkan ahlul bait. Sejak saat itulah sudah mulai muncul benih-benih syi’ah. Yaitu kelompok yang mendukung Ali bin Abi Thalib, karena menurut pendapat kelompok ini yang paling berhak menduduki khalifah adalah Ali bin Abi Thalib.
Ada juga yang berpendapat bahwa munculnya syiah ini pada saat terjadi perang siffin  yaitu setelah diadakan arbitrasi. Dimana saat itu pasukkan Ali bin Abi Thalib yang sudah hampir saja mencapai kemenangan dalam berperang melawan sang pemberontak yaitu  Muawiyah ternyata menerima ajakan damai dengan pasukan Muawaiyyah. Dengan kelicikan Muawwiyah akhirnya Ali bin Abi Thalib menerima arbitrase tesebut sehingga secara dipolitis mendapatkan kekalahan. Dengan peristiwa arbitrasi pasukan Ali bin Abi Thalib terpeca menjadi dua kelompok yang berlawanan yaitu kelompok pro Ali bin Abi Thalib dan kelompok yang contra dengan Ali bin Abi Thalib. Kelompok yang pro dengan Ali  bin Abi Thalib kemudian akhrinya menjadi golongan Syi’ah sedangkan kelompok yang kotra dengan Ali bin Abi Thalib adalah golongan khawarij.
Golongan syi’ah ini kemudian terpecah menjadi lima kelompok besar, dan masing kelima kelompok besar tersebut terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok kecil,  berikut ini urainya :
I.   Al Kissaniyah terdiri dari 4 kelompok :
1.      Al mukhtariyah
2.      Al Hasyimiyah
3.      Al Bayaniyyah
4.      Al Rizamiyah
II.  Az-Zaidiyah terdiri dari 3 kelompok
1.      Al-Jardiyah
2.      As-sulaimaniah
3.      Ashalihiyah dan Al Batiría
III  Al Imamiyah
1.      Al Baqiriyyah dan Al Ja’fariyyah al-Waqifah
2.      An Nawusiyyah
3.      Al Afthahiyyah
4.      Asy-Syumaithiyyah
5.      Al Ismailiyyah Al Waqifah
6.      Al Musawiyah dan Al Mufadhaiyah
7.      Al Itsna Asiría Imaman
IV. Al Ghaliyya (Ekstrim)
1.      Assabaiyyah
2.      Al Kamiliyyah
3.      Al ‘Alabiyyah
4.      Al Mughiriyyah
5.      Al Mansyuriyyah
6.      Al Khuttabiyyah
7.      Al Kayaliyyah
8.      Al Hisyamiyyah
9.      An Un’maniyyah
10.  Yunusiyyah
11.  An Nusyairiyyah dan Ishaqiyyah
V.                Ismailiyyah
Adapun ajaran-ajaran syiah adalah sebagai berikut :
a.)    Al Kissaniyah
Syi’ah golongan Al kissaniyah ini mengajarkan bahwa agama adalah ketaatan kepada imam (pemimpin), karena para imam dapat menakwilkan ajaran-ajaran pokok agama seperti shalat, puasa, hajji dan sebagainya. Dan bahkan sebagian dari mereka ada yang meninggalkan ajaran agama dan merasa cukup hanya dengan taat pada imam. Dan sebagian yang lain menganut aliran hulul (roh ketuhanan masuk ke dalam tubuh manusia), tanasukh (berpindahkan roh dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain), ruj’ah (hidup kembali ke dunia setelah matih). Gologan ini berpendapat bahwa khalifah tidak harus dari keturunan Ali bin Abi Thalib, tetapi kemudian kembali kepada keturunan Ali bin Abi Thalib
b). Az-Zaidiyyah
Syi’ah golongan ini mengembangkan ajaran bahwa nabi tidak menetapkan nama dan orangnya dalam masalah imamahi. Tetapi Nabi hanya menentukan sifat-sifatnya saja. Sekte As-sulaimaniyah dari aliran Az-Zaidiyah ini misalnya mengajarkan bawah imamah itu ditetapkan melalui kesepakatan umat Muslim. Imamah dapat terbentuk dari dua orang yang terbaik dari kalangan umat Islam. Hal ini tentu bertetangan dengan ajaran  syi’ah golongan yang lain, yang mengajarakan bahwa Nabi telah menentukan Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya.
Golongan ini berpandangan bahwa Abu Bakar, Umar bin Khattab, usman bin Affan adalah khalifah yang sah menurut pandangan Islam, Az Zaidiyah juga tidak mengkafirkan salah satu dari sahabat Nabi saw. Bahkan Al Hasan ibn Shalih Al Hay pemimpin sekte Ash-Shalihiyyah mengatkan bahwa apabila membaca hadits-hadist tentang diri Usman bin Affan ia termasuk sepuluh sahabat yang dijanjikan masuk surga maka Ashalihiyah berpendapat bahwa ia termasuk orang mukmin yang baik yang bakal menjadi penghuni surga. Sedang masalah dosa-dosa yang dilakukan oleh Usman semasa menjabat menjadi khalifah dia serahkan sepenuhnya kepada Allah.
Golongan atau aliran Az-Zaidiyah ajaran-ajarannya hampir sama dengan aliran muktazilah, karena pemimpin golongan ini pernah berguru kepada wasil bin atha pemimpin aliran muktazilah. Sehingga dengan demikian golongan Az-Zaidiyah ini lebih moderat dari pada golongan syi’ah lanilla.
            c) Al Imamiyah
Ajaran-ajaran al imamiyah adalah masalah imamah, mereka berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib secara nash dinyatakan sebagai imam bukan hanya disebut sifatnya bahkan ditunjuk orangnya.

Aliran Syi’ah pada umumnya Sangat mengagungkan pada imamnya. Sebagai salah satu contoh sebagaimana diriwayatkan Assaratsani dalam kitab Al Milan wa Anihal meriwayatkan dari Abu Hamid Azuzan bahwa kelompok Anuwusiyah dari golongan Al Imamiyah Aliran Syi’ah bahwa Ali bin Abi Thalib masih hidup dan akan  keluar pada  hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa keadilah ke atas permukaan bumi ini.
            d) Al Ghaliyyah
Golongan Al Ghaliyyah adalah golongan dalam aliran syiah yang paling ekstrim dan berlebihan dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib, dan telah menyimpang dari ajaran Islam. Kelompok Assaba’iyyah dibawah pimpinan Abdullah bin Saba’ misalnya mengatakan bahwa Ali  bin Abi Thalib tidak meninggal, karena pada dirinya terdapat unsur ketuhanan yang tidak mungkin musnah. Karena itu menurutnya Ali berada di atas awan, dan petir yang menggelar adalah suaranya, sedangkan kilat sebagai senyumannya dan dia akan Turun kembali ke dunia ini pada saat dunia dilanda oleh kejahatan dan ketidak adilan.
Kelompok Al-Ainiyah tidak sekedar berkeyakinan bahwa dalam diri Ali terdapat unsur ketuhanan. Lebih dari itu dia mengatakan bahwa Muhammad dan Ali bin Abi Thalib kedua-dunya adalah Tuhan. Dan bahkan sebagiannya lagi mengatakan bahwa Muhammad, Ali, Fátimah, Hasan dan Husai juga merupakan Tuhan, Katanya kelima roh yang ada pada mereka setara, tidak ada kelebihan seorang dengan orang yang lain, mereka berlima adalah satu kesatuan.
            Abul Khattab Muhammad ibn Abi Zaibab al asadi-ajda pelopor kelompok Al-Khathabiyah dari golongan Ghaliyyah ini lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa Ja’far ibn Muhammad adalah Tuhan, begitu juga nenek moyang semuanya juga tuhan. Sering dengan pendapat tersebut Hisyam ibn Salim, dari kelompok Al Hisyamiyah mengatakan bahwa Tuhan itu berbentuk manusia, bagian atasnya mempunyai rongga dan bagian bawahnya padat, Dia adalah nur yang bersinar-sinar dan dia mempunyai lima anggota; tangan, kaki, hidung, telinga, dan mulut. Tuhan mempunyai kuku yang berwarna hitam, namun tidak mempunyai darah dan daging


  1. ALIRAN KHAWARIJ
Khawarij adalah aliran yang berasal pendukung Ali bin Abi Thalib yang membelot dari barisan Ali sewaktu terjadi perang siffin antara Pasukan Ali bin Abi Thalib dengan sang pemberontak Muawiyah bin Abi Sufyan. Alasan pembelotan tersebut dikarenakan Ali bin Abi Thalib telah melakukan kesalahan besar yaitu melakukan gencatan sensata dengan kaum pemberontok.
Berkaitan dengan gencatan senjata tersebut Assyahrastani menuturkan bahwa sebenarnya Ali bin Abi Thalib telah menolak  arbitrase dengan pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan. Karena saran dan desakan kaum khawarijlah Ali bin Abi Thalib menerima saran dan desakan tersebut. Bahkan ketika Ali bin Abi Thalib menunjuk Abdullah bin Abbas menjadi juru bicara dalam arbitrase tersebut kaum khawarij menolaknya dan menyarankan agar Ali bin Abi Thalib menunjuk Abu Musa Al Asy’ari, dengan alasan Abdullah bin Abbas masih keluarga Ali bin Abi Thalib dan disamping itu Abu Musa Al Asy’ari dianggap lebih menguasai hukum-hukum Al Qur’an.
Kaum khawarij yang pada mulanya memberikan saran tersebut akhirnya mengalami kekecawaan yang berat terhadap hasil tahkim. Kaum khawarij ini kemudian keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib dan mereka berkumpul disebuah desa yang bernama desa Hurururah di deka kota kuffah. Assahrastani menjelaskan bahwa mereka berjumlah 12.000 orang, dan dipimpin oleh, Abdullah ibn kawa, Atab ibn al Awar, Abdullah ibn Wahab Al-Razi, Urwah ibn Parir, Yazid ibn Abi Ashim Al Muharibi, Harqus ibn Zubair Al Bahalli
Merujuk kepada DR Abdul Razak, MAg yang mengutip berbagai pendapat para ahli berikut adalah dotrin-doktrin pokok Khawarij :
  1. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam
  2. Khalifah tidak harus dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjai khalifah apabila sudah memenuhi syarat
  3. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalan syariat Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kezaliman.
  4. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar dan Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman dianggap telah menyeleweng.
  5. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim) ia dianggap telah menyeleweng.
  6. Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
  7. Pasukan jamal yang melawan Ali juga kafir.
  8. Seseorang yangberdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.  Yang anarkis mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban ia harus dilenyapkan juga
  9. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dar al harb (negara musuh), sedangkan golongan mereka sendiri dianggap berada daam dar al-Islam (negara Islam).
  10. Seseorang harus menghidar dari pemimpin yang menyeleweng.
  11. Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik, harus masuk surga, sedangkan orang yang jahat harus masuk ke dalam neraka).
  12. Amar Ma’ruf nahi munkar
  13. Memalingkan ayat-ayat Al Qur’an yang tampak mutasyabihat
  14. Al Qur’an adalah makhluk
  15. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
  1. ALIRAN MURJIAH
Aliran murji’ah adalah aliran dari kaum non blok, yaitu kaum yang tidak berpihak kepada para penentang dan pembangkan atau yang kontra Ali bin Abi Thalib yaitu kaum khawarij dan juga kaum yang mengagung-agungkan atau yang pro dengan Ali bin Abi Thalib secara berlebihan yaitu kaum syiah. Ketika kaum khawarij mengeluarkan keputusan hukum tentang arbitrase yang dihukumi tidak syah, karena bertentangan dengan Al Qur’an dan pelaku arbitrase dihukumi telah melakukan dosa besar dan pelakunya dapat dihukumi kafir sama seperti perbuatan dosa besar lain seperti zina, riba, membunuh tanpa alasan yang benar, dan durhaka pada orang tua. Maka kaum murjiah mengeluarkan keputusan hukum bahwa pelaku dosa besar  tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya deserahkan kepada Allah, apakah Allah akan mengampuninya atau tidak. Gagasan semacan ini dimaksudkan untuk menjaga terjadianya sektarianisme dalam Islam.
Assahrastani dalam kitab Al Milal wa al-Nihal juz 1 hal 138 membagi murjiah menjadi 4 macam yaitu : (1). Murjiah Al Khawarij, (2) Murji’ah Al Qadariyyah, (3) Murji’ah Al Jabariyyah, (4) Murji’ah Murni, yang kemudian murjiah murni ini terpecah menjadi 6 kelompok yaitu (1) Al Yunusiyyah, (2). Al Ubaidiyyah, (3) Al Gassaniyyah, (4) Ats-Tsaubaniyyah, (5) At Tuminiyyah, (6) Ash-Shalihiyyah
Ajaran-ajaran pokok Murjiah adalah 4 diantaranya yaitu :
  1. Menunda hukum atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al Asy’ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat.
  2. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
  3. Meletakkan pentingnya iman dari pada amal
  4. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan Ramat dari Allah.
  1. ALIRAN JABARIYAH
Al Jabariyah adalah aliran yang meniadakan adanya ikhtiar bagi manusia atas pebuatanya. Faham jabariyah sebenarnya sudah ada sejak jaman Nabi, Dr. Abdul Razak mengutip paparan beberapa ahli thelogi Islam memaparkan benih-benih sejarah peristiwa faham jabariyah sebagai berikut
Pertama, Suatu ketika Nabi Muhammad saw menjumpai sabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah taqdir Tuhan. Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai taqdir
Kedua, Khalifah Umar bin Khatab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuru. Ketika diinterogasi pencuri itu berkata :”Tuhan menentukan aku mencuri”, mendengan ucapan itu Umar marah sekali dan menganggap orang itu telah berdusta kepada Tuhan. Oleh karena itu, Umar memberikan dua jenis hukuman, kepada pencuri itu. Pertama hukuman potong tangan karena mencuri. Kedua hukuman dera karena menggunakan dalil takdir Tuhan
Memperhatikan kedua peristiwa tesebut diatas dapat disimpulkan bahwa faham jabbariyah sudah ada sejak jaman Nabi, akan tetapi Jabariyah dilihat sebagai sebuah aliran yang dianut, dipelajari dan dikembangkan pertama kali oleh Ja’d bin Dirham, akan tetapi yang menyiarkan ajaran tersebut adalah Jahm ibn safwan dari Khurasan.
Assahrastani membagi Aliran Jabariyah ini menjadi dua golongan, yaitu golongan ekstrim dan golongan moderat. Golongan ekstrim yaitu kelompok Jahm bin Safwan dan kelompok Ja’d bin Dirham. Sedangkan golongan moderat terdiri dari dua kelompok yaitu An Najar dan Addirar, untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut :





JABBARIYAH
EKSTRIM
MODERAT
Jahm bin Safwan
Ja’d bin Dirham
An-Najar
Addirar
 











Masing-masing golongan dalam aliran Jabariyah tersebut memiliki ajaran yang berbeda-beda diantaranya :
1. Golongan Ekstrim
     - Jahm bin Shafwan
      Ajaran-ajar pokoknya adalah sebagai berikut :
a)      Makhluk tidak mempunyai sifat yang sama dengan sifat Allah, jahm bin shafwan menolak pendapat yang mengatakan Allah Maha Hidup dan Maha Mengetahui, namun Jahm mengakui bahwa Allah maha kuasa
b)      Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya dan tidak mempunyai kehendak
c)      Surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal kecuali hanya Allah
d)     Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati, apabila secara lisan seseorang  mengucapkan keingkarannya kepada Allah maka seseorang tersebut masih dianggap mukmin. Iman tidak ada tingkatannya, iman semua nabi dengan umatnya sama.
d)  Kalam Tuhan adalah makhluk.
- Ja’d bin Dirham
Ajaran-ajaran pokoknya adalah sebagai berikut :
a)      Al Qur’an adalah makhluk
b)      Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk
c)      Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.
2. Golongan Moderat
      - An Najjar
      Ajaran-ajaran pokoknya adalah sebagai berikut :
1)      Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu. An Najar mengakui adanya kasab (usaha) pada manusia
2)      Tuhan tidak akan dilihat diakhirat. Akan tetapi Tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan
3)      Menolak adanya sifat ilmu, Qudrat, Iradat, Sama’ Hayat dan Bashar bagi Allah. An Najar mengatakan bahwa Tuhan berkehendak dengan zat-Nya, Tuhan mengetahui dengan zat-Nya.


- Adh-Dhirar
Ajaran-ajaran pokoknya adalah sebagai berikut :
1)      Manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan dalam. Manusia mempunyai bagian dalam mewujudkan perbuatannya dan tidak semata-mata dipaksa untuk melakukan perbuatannya/
2)      Tuhan dapat dilihat di akhirat melalui indra ke enam
3)      Hujjah yang dapat diterima seletah Nabi adalah iktihad.
4)      Adh Dhirar sependapat adanya sifat Allah, Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa, maksudnya tidak bodoh dan tidak lemah.
F. QADARIYAH
Harun Nasution memaparkan bahwa berdasarkan keterangan para ahli theologi Islam, faham qadariyah ini pertama kali dibawa oleh Ma’bad Al Juhani. Menurut Ibn Nabatah yang dikutip Harun Nasution, Ma’ban Al Juhadi dan temanya yang bernama Ghailan Al Damasyqi mengambil paham ini dari seorang Kristen yang masuk Islam di Irak.
Menurut al Zhahabi yang juga dikutip Harun Nasution, Ma’bad Al Juhani adalah seorang tabi’in yang baik. Dia pernah berguru pada Hasan Al Basri sehingga ada kemungkinan faham qadariyah mula-mula dikembangkan oleh Hasan Al Basyri. Mengenai tudahan bahwa Ma’bad Al Juhani pernah berguru pada seorang yang beragama Kristen yang kemudian masuk Islam dan kembali ke Kristen lagi, adalah tuduhan yang dilancarkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan faham qodariyah agar orang menjahui faham qadariyah.
 Selanjutnya ajaran qadariyah ini dikembangkan oleh Ghailan al-Damasyqi di di tanah kelahirannya yaitu Damaskus, ia adalah seorang orator yang terkenal dimasanya dan ayahnya  pernah menjadi maula Usman bin Affan. Pengembangan qadariyah tersebut kemudian mendapat tantangan dari Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz. Setelah Umar wafat ia meneruskan kegiatan lamanya, sehingga ia mati dihukum bunuh oleh Hisyam Abdul Malik. (Nasution, 2007:34)
Ajaran-ajaran pokok aliran Qadariya diantaranya adalah :
1.      Manusia berkuasa atas perbuatanya.
Manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya. Manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.(Nasution, 2007:33) Oleh karena itu manusia berhak atas pahala dari perbuatan baik dan memperoleh hukuman atas kejahatannya.Surga atau neraka merupakan pilihan manusia sendiri bukan karena taqdir Tuhan. Sungguh tidak pantas jika manusia menerima siksa atau tindakan salah yang dilakkukan bukan atas keinginan dan kemampuan sendiri
2.      Taqdir
Taqdir menurut faham qadariyah adalah sunnatullah, ketentuan Allah atas  semua makhluknya sejak zaman azali. Secara Alamiah manusia memiliki taqdir yang tidak dapat berubah. Manusia dalam dimensi fisiknya tidak dapat berbuat lain kecuali mengikuti hukum alam. Sebabagi contoh manusia ditaqdirkan oleh Allah tidak mempunyai sirip seperti ikan yang mampu berenang di lautan lepas. Demikian juga manusia tidak mempunyai kekuatan seperti gajah yang mampu membawa barang sampai beratus-ratus kilogram. Akan tetapi manusia ditaqdirkan mempunyai daya pikir yang kreatif. Demikian juga anggota tubuh lainnya sehingga dapat terampil membuat sesuatu. Dengan daya pikir yang kreatif dan anggota tubuh yang dapat dilatih terampil, manusia dapat meniru apa yang dimiliki ikan sehingga ia dapat berenang dilautan lepas. Demikian juga manusia dapat membuat benda lain yang dapat membantunya mengangkat benda seberat yang dibawa gajah, bahkan lebih dari itu. Disinilah terlihat semakin besar wilayah kebebasan yang dimiliki manusia. Suatu hal yang benar-benar tidak sanggup diketahui adalah sejauh mana kebebasan yang dimiliki manusia?. Siapa yang dapat membatasi kreatifitas  manusia? Siapa yang dapat membatasi imajnasi manusia.
G.    ALIRAN AHLUSSUNNAHWALJAMA’AH
Yang dimaksud Ahlussunnah  secara umum adalah lawan dari Syi’ah, sedangkan secara khusus yang dimaksud dengan Ahlussunnah adalah barisan Asy’ariyah dan Maturidiyah dan merupakan lawan dari Mu’tazilah. Harun Nasution dengan mengutip pendapat Tasy Kubra Zadah menjelaskan bahwa yang mula-mula memunculkan Aliran Ahlussunnah adalah Abu Hasan Al Asy’ari sekitar tahun 300 H, yang dulunya Abu Hasan adalah penganut aliran Mu’tazilah.
Aliran ahlussunnahwaljama’ah ini kemudian terpecah menjadi dua kelompok yaitu Asy’ariyah dan Maturidiyah. Masing-masing dua kelompok ini akan dipaparkan sebagai berikut :
a. Asy’ariyah
Nama lengkap pendiri aliran ahlussunnah waljama’ah golongan Asy’ariyah ini adalah Abu Al Hasan Ali Bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari, lahir di Bashrah pada tahun 260 H/875 M.
Menurut Ibn Asakir yang dikutip DR Abdul Razak, MAg, bahwa ayah Al Asy’ari  dulunya adalah seorang yang berfaham Ahlussunnah dan ahlul hadits. Ayah Al Asy’ari wafat ketika Al Asy’ari masih kecil. Ayahnya berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-Saji agar mendidik Al Asy’ari.
Setelah ayah Al Asy’ari meninggal, ibunya kemudian nikah lagi dengan seorang tokoh Mu’tazilah yang bernama Abu Ali’ Al Jubba’i. Berkat didikan ayah tirinya ini kemudian Abu Hasan Al Asy’ari menjadi tokoh Mu’tazilah. Dan sering menggantikan Al Jubba’i dalam perdebatan dengan lawan-lawan Mu’tazilah. Dan juga banyak buku-buku karya tulis Al Asy’ari yang isinya membela Mu’tazilah
Al Asy’ari menganut faham Mu’tazilah hanya sampai ia berusia 40 tahun. Setelah itu, secara tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jama’ah masjid Basyrah bahwa dirinya telah meninggalkan faham Mu’tazilah dan menunjukkan keburuka-keburukannya. Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat Abu Hasan Al Asy’ari keluar dari faham Mu’tazilah, dan membangun aliran baru yaitu ahlusunnah diantaranya adalah :
1.               Menurut Ibnu Asakir yang dikutip DR Abdul Razaq, MAg, bahwa yang menjadi penyebab Abu Hasan keluar dari faham Mu’tazilah adalah karena Al Asy’ari bermimpi bertemu dengan Rasulullah sebanyak tiga kali, yaitu malam ke 10, ke 20, dan ke 30 bulan Ramadlan. Dalam mimpinya itu Rasulullah memperingatkan agar Al Asy’ari meninggalkan faham Mu’tazilah dan membela faham yang diriwayatkan dari beliau.
2.               Sikap tokoh-tokoh Mu’tazilah yang arogan dan otoriter dalam beramar ma’ruh wan nahyu anilmunkar. Sebagai salah satu contoh adalah diadakannya mihnah yaitu seleksi aqidah  para pejabat, toga (tokoh agama) dan tomas (tokoh masyarakat). Apabila ada pejabat, toga (tokoh agama) dan tomas (tokoh masyarakat) yang mengakui bahwa Al Qur’an itu Qodim atau Allah memiliki sifat, mereka dianggap musyrik dan orang yang musyrik telah melakukan perbuatan dosa besar. Tidak pantas seorang pejabat, toga dan  tomas, melakukan dosa besar yaitu syirik, maka mereka dipaksa harus mengikuti keyakinan Mu’tazilah. Tidak sedikit yang menolak keyakinan mu’tazilah sehingga harus menerima konsekuensinya yaitu harus menjalani hukum penjara, dera, sampai hukuman bunuh.
3.               Ketidak puasan Abu Hasan atas jawaban dari pertanyaan tentang kedudukan orang kafir, mukmin dan anak kecil dikhirat yang diajukan kepada Al Jubba’i sang tokoh Mu’tazilah ternama waktu itu yang sekaligus sebagai guru dan bapak tirinya sendiri.
Berikut ini cuplikan isi perdebatan antara Hasan Al Asy’ari dengan Al Jubba’i yang riwayatkan al-Subki yang dikutip Prof. Dr. Harun Nasution:
Al Asy’ari    : Bagaimana kedudukan ketiga orang berikut :
                      Mukmin, kafir dan anak kecil di akhirat ?
Al Jubba’i   : Yang mukmin mendapatkan tingkat baik dalam surga, yang kafir masuk neraka, dan yang kecil terlepas dari bahaya neraka.
Al Asy’ari    : Kalau yang kecil ingin memperoleh tempat yang lebih tinggi di surga, mungkinkah itu ?
Al Jubbai  : Tidak, yang mungkin mendapat tempat yang baik itu, karena kepatuhannya kepada Tuhan. Yang kecil belum mempunyai kepatuhan yang serupa itu.
Al Asy’ari  : Kalau anak itu mengatakan kepada Tuhan, ”itu bukan salahku, jika sekiranya Engkau bolehkan aku hidup aku akan mengerjakan perbuatan-perbuatan baik seperti yang dilakukan orang mukmin itu.
Al Jubba’i : Allah akan menjawab, ”Aku tahu bahwa jika engkau terus hidup engkau akan berbuat dosa dan oleh karena itu akan kena hukum. Maka untuk kepentinganmu Aku cabut nyawamu sebelum engkau sampai kepada umur tanggung jawab”.
Al Asy’ari  : Sekiranya yang kafir mengatakan, ”Engkau mengetahui masa depanku seabagaimana Engkau mengetahu masa depan anak kecil itu. Apa sebab engkau tidak jaga kepentinganku ?
Dari sini Al Jubba’i terpaksa diam.
Dialog inilah yang akhirnya menimbulkan keragu-raguan Abu Hasan Al Asy’ari terhadap ajaran-ajaran muktzilah. Setelah peristiwa perdebatan itu Hasan Al Asy’ari selamat 15 hari tidak keluar rumah untuk berfikir dan merenungkan ajaran-ajaran yang selama ini dianutnya.
4.               Prof DR. Harun Nasution berpendapat bahwa dimungkinkan Hasan Al Asy’ari meninggalkan Aliran Mu’tazilah karena melihat bahwa Aliran Mu’tazilah tidak dapat diterima oleh umumnya umat Islam yang bersifat sederhana dalam pemikiran-pemikirannya. Dan pada waktu itu tidak ada aliran teologi lain yang teratur sebagai gantinya untuk menjadi pegangan  mereka. Dengan kata lain, tidakkah mungkin bahwa Al Asy’ari melihat bahayanya bagi umat Islam kalau mereka ditinggalkan tidak mempunyai pegangan teologi yang teratur. Rasanya inilah menurut Prof. DR. Harun Nasution yang kemungkinan mendorong Al Asy’ari meninggalkan ajaran-ajaran Mu’tazilah dan membentuk Aliran baru, setelah ia berpuluh-puluh tahun menjadi penganut Aliran Mu’tazilah.
Empat hal itulah yang kemungkinan mendorong Abu Hasan Al Asy’ari keluar dari Aliran Mu’tazilah, dan kemudian mendirikan aliran baru, atau setidaknya empat hal itulah suasana yang melatar belakangi Hasan Al Asy’ari keluar dari Aliran Mu’tazilah.
Adapun ajaran-ajaran pokok Ahlussunah waljama’ah golongan Asy’ariyah ini adalah sebagai berikut :
1.      Sifat Tuhan.
Menurut Al Asy’ari  tuhan memiliki sifat, mustahil Tuhan mengetahui dengan zat-Nya, sebab jika dikatakan tuhan mengetahui dengan zat-Nya maka berarti zat tuhan adalah pengetahuan, dan tuhan sendiri adalah pengetahuan. Padahal tuhan bukan pengetahuan tetapi yang Maha Mengetahui (’Alim).  Tuhan mengetahui dengan pengetahuan dan pengetahuan-Nya bukan zat-Nya. Begitu juga dengan sifat-sifat Tuhan yang lain seperti hayyat, qudrah, sami’an, bashiran.
2.      Qadimnya Al Qur’an
Menurut Al Asy’ari Al Qur’an itu tidak diciptakan, sebab kalau Al Qur’an itu diciptakan, maka sesuai dengan ayat :
$yJ¯RÎ) $uZä9öqs% >äóÓy´Ï9 !#sŒÎ) çm»tR÷Šur& br& tAqà)¯R ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÍÉÈ  
” Sesungguhnya Perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", Maka jadilah ia.” QS An Nahl 16:40)

Untuk penciptaan itu perlu kata ”kun”,  dan untuk terciptanya kata kun  ini perlu kata kun  yang lain; begitulah seterusnya sehingga terdapat rentetan kata kun yang tidak berkesudahan. Dan ini tidak mungkin. Oleh karena itu Al Qur’an tidak mungkin  diciptakan.
3.      Melihat Allah
Prof. DR. Harun Nasution menuturkan bahwa menurut Al Asy’ari tuhan diakhirat nanti dapat dilihat, ia beralasan bahwa sifat-sifat yang tidak dapat diberikan pada tuhan hanyalah sifat-sifat yang akan membawa kepada arti diciptakan-Nya. Sifat tuhan dapat dilihat tidak membawa kepada hal ini; karena apa yang dapat dilihat tidak membawa kepada arti bahwa ia bersifat diciptakan. Jadi jika dikatakan Tuhan dapat dilihat, itu tidak berarti tuhan harus bersifat diciptakan. Dan Al Asy’ari berpendapat bawa manusia nanti diakhirat dapat melihat Allah jika Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau Allah menciptakan kemampuan manusia untuk melihat-Nya.
4.      Perbuatan manusia.
Al Asy’ari didalam kitab Al Ibanah yang dikutip oleh DR. Abdul Razaq, M.Ag, berpendapat bahwa Allah adalah pencita (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakan (mukhtasib). Hanya Allah-lah yang mampu menciptakan segala sesuatu.  (termasuk keinginan manusia)
5.      Anthropomorphisme
Al Asy’ari menuturkan didalam kitab Al Ibanah juz 1 hal. 20 bahwa Tuhan mempunyai muka, tangan, mata dan sebagainya dengan tidak ditentukan bagaimana (bilakaifa), yaitu dengan tidak mempunyai bentuk dan batasan
             Berikut ini ayat-ayat Al Qur’an yang menunjukkan bahwa Allah itu mempunyai tangan, muka, mata dan menurut al Asy’ari dengan tidak ditentukan bagaiana (bilakaifa) :
tA$s% ߧŠÎ=ö/Î*¯»tƒ $tB y7yèuZtB br& yàfó¡n@ $yJÏ9 àMø)n=yz £yuÎ/ ( |N÷Žy9õ3tGór& ÷Pr& |MZä. z`ÏB tû,Î!$yèø9$# ÇÐÎÈ  
”Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS Shad  38:75)

4s+ö7tƒur çmô_ur y7În/u rèŒ È@»n=pgø:$# ÏQ#tø.M}$#ur ÇËÐÈ  
”Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS,  Arrahman 55:27)
̍øgrB $uZÏ^ãôãr'Î/ [ä!#ty_ `yJÏj9 tb%x. tÏÿä. ÇÊÍÈ  
”yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).”  (QS, Al Qamar 54: 14)

6.      Keadilan tuhan
Assahrastani yang dikutip Prof Dr. Harun Nasution menuturkan pendapat Al Asy’ari bahwa Tuhan mempunyai kekuasan yang mutlak dan tidak ada sesuatupun yang wajib baginya. Tuhan berbuat sekehendak-Nya. Sehingga jika ia memasukkan seluruh manusia ke dalam surga bukanlah Ia bersifat tidak adil dan jika Ia memasukkan seluruh manusia ke dalam neraka tidaklah ia bersifat dzalim Dengan demikian juga Al Asy’ari juga tidak setuju dengan ajaran Mu’tazilah tentang wa’ad wa al wa’id.
7.      Kedudukan orang berdosa
Al Asy’ari berpandangan bahwa orang yang berbuat dosa besar  tetap mukmin dan tidak kafir, karena imannya masih ada, akan tetapi karena menajalani dosa besar maka ia dihukumi fasiq imannya, sebab iman tidak akan mungkin hilang karena dosa selain kafir.
b.  Al Maturidiyah
Nama lengkap pendidiri Aliran Ahlussunnahwaljama’ah golongan Maturidiyah adalah Abu Mansur Al Maturidi, dilahirkan di Samarkand, wilayah Usbekistan sekarang. Tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti oleh sejarah, hanya diperkirakan abad ke 3 Hijriyah. Ia wafat tahun 333H/944 M.  Ia hidup pada masa khalifah Al Mutawakkil yang memerintah pada tahun 232-274 H/847 – 861 M.
Adapun ajaran-ajaran theologi Al Maturidi  adalah sebagai berikut :
1.      Akal dan Wahyu
Prof DR. Harun Nasution memaparkan bahwa dalam pemikiran teologi Al Maturidi mendasarkan Al Qur’an dan akal. Dalam hal ini sama dengan Al Asy’ari. Akan tetapi porsi akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asy’ari. Dengan menggunakan akal manusia mampu mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan. Hal ini sesuai dengan Al Qur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akalnya dalam usaha memperoleh pengetahuan dan keimanannya terhadap Allah melalui pengamatan dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaanya.
                        Al Maturidi berpandangan bahwa wahyu adalah sebagai pembimbing akal, karena akal terkadang mampu mengetahui yang  baik dan buruk terkadang pula akal tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
2.      Perbuatan manusia
Menurut Al Maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan Allah karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan Allah. Khusus mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan keadilan kehendak Tuhan mengharuskan  manusia memiliki kemampuan berbuat (ikhtiar) agar kewajiban-kewajiban yang dibebankan keapadanya dapat dilaksanakannya. Dalam hal ini, Al Maturidi mempertemukan antara ikhtiar sebagai perbuatan manusia dan qudrah tuhan yang mencitpakan perbuatan manusia. Tuha menciptakan daya(kasb) dalam diri manusia dan manusia bebas memakainya. Daya-daya tersebut diciptakan bersamaan dengan perbuatan manusia. Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara qudrat Tuhan yang menciptakan perbuatan manusia dan ikhtiar yang ada pada manusia. Kemudian  karena daya diciptakan dalam diri manusia perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan manusia sendiri dalam arti yang sebenarnya, maka tentu daya itu juga daya manusia.
3.      Kekuasaan dan kehendak mutlak tuhan
Telah diuraikan di atas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi, pernyataan ini menurut Al Maturidi bukan berarti bahwa Tuhan berbuat  dan berkehendak dengan sewenang-wenang serta sekehendak-Nya semata. Hal ini karena qudrat Tuhan tidak sewenang-wenang (absolut), tetapi perbuatan dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya sendiri (Razaq, 2007:128)
4.      Pengutusan Rasul
Menurut Al Maturidi, akal memerlukan wahyu, karena tidak selamanya akal mampu mengetahui kewajiban yang dibebankan kepada manusia. Maka kehadiran seorang rasul sangat dibutuhkan, sebagai sumber informasi.
5.      Pelaku dosa besar.
Menurut Al Maturidi orang yang melakukan dosa besar tidak dihukumi kafir, dan tidak kekal dineraka walaupun ia mati sebelum bertaubat. Hal ini karena Tuhan telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.
Pendapat Al Maturidi  tersebut seiring dengan firman Allah :
`yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§sŒ #\øyz ¼çnttƒ ÇÐÈ   `tBur ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB ;o§sŒ #vx© ¼çnttƒ ÇÑÈ  
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. (7) dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. (8), (QS, Azzalzalah 99: 7 – 8)
         
Sedangkan bagi pelaku syirik Al Maturidi  berpendapat bahwa ia akan kekal dineraka. Hal ini seiring dengan firman Allah :
¨bÎ) ©!$# Ÿw ãÏÿøótƒ br& x8uŽô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótƒur $tB tbrߊ y7Ï9ºsŒ `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8ÎŽô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #uŽtIøù$# $¸JøOÎ) $¸JŠÏàtã ÇÍÑÈ  
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS An-Nisa’ 4 : 48)





RANGKUMAN
1.      Pendiri aliran muktazilah adalah  Abu Huzaifah Washil ibn Atha Al Gazzal al-Altsag (80-131H).
2.      al-ushul al khamsah” (lima ajaran dasar teologi muktazilah).  :
a.         Attauhid,
b.         Al-Adl ,
c.         Al Wa’d wa al-Wa’id.  
d.        Manzilah bain al-mazilatain
e.         Al-Amr bi Al Ma’ruf  wa An-Nahyan Munkar
3.      Aliran Syi’ah adalah aliran yang mendukung Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait
4.      Golongan syi’ah ini sebenarnya sudah ada sejak sesaat setelah Nabi Muhammad saw meningga dunia
5.      Ada juga yang berpendapat bahwa munculnya syiah ini pada saat terjadi perang siffin  yaitu setelah diadakan arbitrasi
6.      Khawarij adalah aliran yang berasal pendukung Ali bin Abi Thalib yang membelot dari barisan Ali sewaktu terjadi perang siffin antara Pasukan Ali bin Abi Thalib dengan sang pemberontak Muawiyah bin Abi Sufyan.
7.      Aliran murji’ah adalah aliran dari kaum non blok, yaitu kaum yang tidak berpihak kepada para penentang dan pembangkan atau yang kontra Ali bin Abi Thalib yaitu kaum khawarij dan juga kaum yang mengagung-agungkan atau yang pro dengan Ali bin Abi Thalib secara berlebihan yaitu kaum syiah
8.      Al Jabariyah adalah aliran yang meniadakan adanya ikhtiar bagi manusia atas pebuatanya
9.      Yang dimaksud Ahlussunnah  secara umum adalah lawan dari Syi’ah, sedangkan secara khusus yang dimaksud dengan Ahlussunnah adalah barisan Asy’ariyah dan Maturidiyah dan merupakan lawan dari Mu’tazilah.
10.  Aliran ahlussunnahwaljama’ah ini kemudian terpecah menjadi dua kelompok yaitu Asy’ariyah dan Maturidiyah.
         












LEMBAR KERJA
BAGIAN 1
Nah sekarang isilah titik-titik pada kalimat pernyataan berikut ini dengan cara membuka buku modul
1.    Tokoh aliran muktazilah bernama ...
2.    Nama guru tokoh pendiri aliran muktazilah adalah ...
3.    Tokoh pendiri aliran muktazilah dilahirkan pada tahun ...
4.    Tokoh pendiri aliran muktazilah wafat pada tahun ...
5.             Washil bin Atha’ yang mengajukan pertanyaan kepada sang gurunya yaitu Hasan Al Bashri. Washil bertanya ”Wahai imam  agama telah tampak jelas  dizaman kita ini sekelompok orang yang mengkafirkan orang-orang yang berbuat dosa besar. Berbuat dosa besar menurutnya adalah kafir. Kelompok yang dimaksud oleh washil adalah ...
6.             Washil menanyakan kepada guru tentang golongan yang berpendapat bahwa perbuatan maksiat (dosa besar) tidak akan mempengaruhi iman, karena perbuatan menurut mereka bukan termasuk rukum iman sebagaimana ketaatan tidak dapat mempengaruhi kekafiran golongan yang maksud washil adalah ...
7.             Washil berkata, ”Saya tidak sependapat bahwa orang yang berbuat dosa besar adalah  mukmin mutlak dan kafir mutlak tetapi dia (dihukumi) manzilah bainal manzilataini yaitu
8.             Hasan memberi nama washil dan golongannya dengan nama “muktazilah” yang artinya ...
9.             I’tiqad (keyakinan) ajaran Muktzailah adalah lima yang terkenal dengan sebutan ....
10.         Berkaitan dengan ’i’tiqad  attauhid muktazilah menolak adanya ...
11.         sifat-sifat sebagai disebutkan dalam Al Qur’an itu sebenarnya adalah ....
12.         menerut muktzaliha ayat-ayat mutasyabihat  wajib di ....
13.         dalam memurnikan ketauhidan muktzailah juga menolak adanya penggambaran fisik Tuhan yang disebut ...
14.         Al-Adl berarti Tuhan maha ....
15.         Berkaitan dengan al adl muktzailah berpandangan bahwa  tuhan dianggap adil apabila tuhan hanya berbuat yang baik atau disebut ...
16.         Menurut muktazilah perbuatan maksiat, dosa, dan perbuatan-perbuatan jelek lainnya adalah buatan ....
17.         Menurut muktazilah jika Allah yang menciptakan perbuatan maksiat, dosa besar, maka itu berarti Allah berbuat ...
18.         Menurut muktazilah semua yang diperintah tuhan  pasti membawah...
19.         Al Wa’d wa al-Wa’id berarti ...
20.         Menurut muktazilah orang yang melakukan dosa besar dihukumi  ...
21.         Aliran yang mendukung Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait adalah ...
22.         Menurut syi’ah yang berhak menjadi khalifah adalah ....
23.         Munculnya syi’ah terjadi sejak terjadinya perang ....
24.         Kekalahan pasukan ali yang hampir mendapatkan kemenangan adalah karena mau menerima ajakan damai pasukan ....
25.         Dengan kelicikan Muawwiyah akhirnya Ali bin Abi Thalib menerima ...
26.         Dengan peristiwa arbitrasi pasukan Ali bin Abi Thalib terpeca menjadi
27.         Kelompok yang pro dengan Ali  bin Abi Thalib kemudian akhrinya menjadi golongan ...
28.         kelompok  yang kotra dengan Ali bin Abi Thalib adalah golongan...
29.         Akibat dari ketidak puasan kaum Khawarij terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib, maka kaum Khawarij mengangkat khalifah sendiri yaitu ... .
30.         Tokoh Aliran Syi’ah dari sekte Ghaliyah yang pernah memeluk agama yahudi adalah
31.          Ali bin Abi Thalib masih hidup dan akan  keluar pada  hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa keadilah ke atas permukaan bumi ini. Aqidah tersebut dikembangkan oleh aliran syi’ah golongan al Imamiyah dari kelompok ....
32.         Berikut ini nama tokoh dalam Aliran Qodariyah ... .
33.         Berikut ini nama tokoh Jabariyah ... . 
34.         Berikut ini nama tokoh Aliran Muktazilah
35.         Berikut ini tokoh aliran Ahli Sunnah Wal Jama’ah ... .
36.         Abu Mansur Al Maturidi tokoh aliran ... .
37.         Wasil bin Ato’ adalah anggota jama’ah majlis pengajian
38.         Ghailan Addamsyiqi adalah tokoh aliran ... .
39.         Aliran yang berisikap keras terhadap pelaku dosa besar dan menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah adalah pelaku dosa besar dan keduanya dihukumi kafir adalah aliran ... .
40.         Aliran yang sangat mengagung-agungkan Ali bin Abi Thalib adalah ... .
41.         Aliran yang  terkenal sangat rasional adalah ... .
42.         Aliran yang terkenal dengan sikap attawasuth adalah ... .
43.         Tokoh aliran Jabbariyah yang terkenal ekstrim dalam pandangannya tentang perbuatan manusia adalah ... .
44.         Menurut kajian bahasa nama khawarij berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti ... .
45.         Nama lain khawarij ... .
46.         Aliran dalam ilmu kalam yang berasal dari barisan pasukan Ali yang kemudian berbalik menentang terhadap Ali adalah ...
47.         Penundaan,  penangguhan , pengikut dan  pengharapan  adalah arti menurut bahsa dari aliran ....
48.         Golongan/ aliran  yang memberikan harapan kepada pelaku dosa besar untuk mendapatkan pengampunan dari Allah adalah  ... .
49.         Aliran yang memilki paham bahwa perbuatan manusia telah ditentukan sebelumnya oleh qodlo’ dan qodar Allah adalah ...
50.         .Aliran yang memiliki paham bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan ... .
51.         Sikap pasrah yang berlebihan merupakan gambaran dari golongan ... .
52.         Sikap netral terhadap golongan yang pro dan kotra dengan Ali bin Abi Thalib diambil oleh ... .
53.         agama adalah ketaatan kepada imam (pemimpin), karena para imam dapat menakwilkan ajaran-ajaran pokok agama seperti shalat, puasa, hajji dan sebagainya. Dan bahkan sebagian dari mereka ada yang meninggalkan ajaran agama dan merasa cukup hanya dengan taat pada imam. Ajaran tersebut merupakan ajaran Aliran Syiah dari sekte ….
54.         Roh ketuhanan masuk ke dalam tubuh manusia disebut …
55.         Roh ketuhanan masuk ke dalam tubuh manusia merupakan ajaran syiah dari sekte ….
56.         Berpindahnya  roh dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain disebut …
57.         Berpindahnya  roh dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain merupakan ajaran syiah dari sekte ….
58.         Nabi tidak menetapkan nama dan orangnya dalam masalah imamah Tetapi Nabi hanya menentukan sifat-sfiatnya saja merupakan ajaran yang dikembangkan oleh Syia dari sekte …
59.         Abu Bakar, Umar bin Khattab, usman bin Affan adalah khalifah yang sah menurut pandangan Islam. Pendapat tersebut menurut syiah sekte .,…
60.         Ali bin Abi Thalib masih hidup dan akan  keluar pada  hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa keadilah ke atas permukaan bumi ini. Hal tersebut adalah ajaran yang dikembang oleh kelompok Anuwusiyah dari golongan ….
61.         Golongan dalam aliran syiah yang paling ekstrim dan berlebihan dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib, dan telah menyimpang dari ajaran Islam  adalah …
62.         Ali  bin Abi Thalib tidak meninggal, karena pada dirinya terdapat unsur ketuhanan yang tidak mungkin musnah. Karena itu menurutnya Ali berada di atas awan, dan petir yang menggelar adalah suaranya, sedangkan kilat sebagai senyumannya dan dia akan Turun kembali ke dunia ini pada saat dunia dilanda oleh kejahatan dan ketidak adilan. Ajaran tersebut dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan Al Ghaliyah kelompok ….
63.         Muhammad dan Ali bin Abi Thalib kedua-dunya adalah Tuhan. Ajaran tersebut dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan Al Ghaliyah kelompok ….
64.         Ja’far ibn Muhammad adalah Tuhan, begitu juga nenek moyang semuanya juga tuhan Ajaran tersebut dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan Al Ghaliyah kelompok ….
65.         Tuhan itu berbentuk manusia, bagian atasnya mempunyai rongga dan bagian bawahnya padat, Dia adalah nur yang bersinar-sinar dan dia mempunyai lima anggota; tangan, kaki, hidung, telinga, dan mulut. Tuhan mempunyai kuku yang berwarna hitam, namun tidak mempunyai darah dan daging Ajaran tersebut dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan Al Ghaliyah kelompok ….
66.         aiaran Az-Zaidiyah ajaran-ajarannya hampir sama dengan aliran ….
67.         Al Wa’d wa al-Wa’id berarti ....
68.         Aliran yang lebih mementingkan iman dari pada amal adalah ....
69.         Faham jabbariyah sudah ada sejak jaman ...
70.         Delegaasi Ali bin Abi Thalib dalam arbitrase adalah ….
71.         Tokoh Pendidiri  Ahlussunnah Asy’ariyah adalah ….
72.         Tokoh Pendidiri  Ahlussunnah Al Maturidiyah  adalah …
BAGIAN 2
KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT INI TANPA MEMBUKA BUKU DAN COCOKAN HASIL KERJA KALIAN DENGAN KUNCI JAWABAN YANG TERSEDIA
JIKA KALIAN SUDAH DAPAT MENJAWAB DENGAN  TINGKAT
KEBENARAN 90 % KALIAN BERHAK UNTUK TES
KOMPETENSI PADA GURU MAPEL ANDA
DAN MELANJUTKAN KE
MODUL BERIKUTNYA

PILIHLAH SALAH SATU JAWABN YANG PALING BENAR !
1. Disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang aqidah imani  yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional merupakan pengertian dari ... .kecuali
   a. ilmu kalam
b. ilmu aqidah      
   c. ilmu tahuhid     
d. Ilmu ushuluddin
    e. ilmu fiqh

2. Berikut ini merupakan fungsi ilmu kalam ...
     a. untuk mempertahankan kekuatan Islam
b. untuk mempertahankan aqidah Islam
c. untuk memerangi hawa nafsu
d. untuk mempertahankan syar’at Islam
e. untuk mempertahankan negara Islam

3. Pertama kali timbulnya kekacauan politik pada masa sahabat terjadi pada waktu khalifah .... .
   a. Abu Bakar        
b. Umar bin Khattab   
c. Usman bin Affan   
d. Ali bin Abi Thalib
e. Umar bin Abdul Aziz

4. Awal mula munculnya pemikiran teologi disebabkan adanya kekacauan politik yang terjadi pada masa Khalifah .... .
     a. Abu Bakar        
b. Umar bin Khattab   
c. Usman bin Affan   
d. Ali bin Abi Thalib
e. Umar bin Abdul Aziz

5. Berikut ini merupakan ruang lingkup ilmu kalam ... . kecuali
     a. ilahiyat             
b. Nubuwat                
c. Ruhaniyah     
d. Fiqhiyat
e. Sam’iyyat

6. Ilmu kalam muncul disebabkan oleh persoalan ...
   a. politik               
b. prinsip Aqidah Islam 
c. Keimanan    
d. Ketauhidan
e. Muamalah

7. Berikut masalah yang dibicarakan dalam ilmu kalam ... .kecuali
    a. wasiyat             
b. sifat Tuhan            
c. dosa besar      
d. qodimnya Al Qur’an
e. imamah

8. Akibat dari ketidak puasan kaum Khawarij terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib, maka kaum Khawarij mengangkat khalifah sendiri yaitu ... .
a. Abdullah Ibnu Abi Wahab Arrosyidi
b. Abdullah bin Saba’
 c. Abdullah Ibnu Hasyim
d. Abdullah bin Umar
e. Abdullah ibnu Abbas

9. Berikut ini merupakan tokoh dalam Aliran Syi’ah ... .
    a. Abdullah bin Abbas
    b. Abdullah bin Saba’
    c. Ja’d bin Dirmah
    d. Jahm bin sofyan
    e. Abdurrahman bin Muljam
10. Tokoh Syi’ah Zaidiyah bernama ... .
a. Zaid bin Tsabit
b. Zaid bin Abdullah     
       c. Zaid bin Ali bin Husen bin Abi Thalib  
d. Zaid bin Harist
e. Zaid bin Hasan
11.  Jahm bin sofwan, Abu Hasan Ash Shalihi, Muqatil bin Sulaiman mereka adalah tokoh-tokoh  dalam aliran … .
       a. Khawarij             
b. Syi’ah             
c. Murji’ah           
d. Muktazilah
e. Jabbariyah
12.  Berikut ini nama tokoh dalam Aliran Qodariyah ... .
       a. Abu Hasan Al Asy’ari    
b. Wasil bin Atha’     
c. Ja’d bin Dirham 
d. Ma’bad Al Jauhani
e. Abu Musa Al Asy’ari
13. Berikut ini nama tokoh Jabariyah ... . 
a. Abu Hasan Al Asy’ari    
b. Wasil bin Atha’     
c. Ja’d bin Dirham 
d. Ma’bad Al Jauhani
e. Abu Mansur Al Maturidi
14.  Berikut ini nama tokoh Aliran Muktazilah
 a. Ghailan Addamsyiqi    
 b. Wasil bin Atha’     
 c. Ja’d bin Dirham 
d. Ma’bad Al Jauhani
e. Hasan Al Basyri
15.  Berikut ini tokoh aliran Ahli Sunnah Wal Jama’ah ... .
       a. Abu Hasan Al Asy’ari     
b. Abu Musa Al Asy’ari    
c. Hasan Al Basyri 
d. Hasan bin Ali
e. Husain bin Ali
16. Abu Mansur Al Maturidi tokoh aliran ...
       a. Khawarij             
b. Syi’ah             
c. Muktazilah.           
d. Ahlussunnah Waljama’ah
e. Murji’ah


17. Wasil bin Ato’ pernah menjadi  anggota jama’ah majlis pengajian
       a. Abu Hasan Al Asy’ari     
b. Abu Musa Al Asy’ari    
c. Hasan Al Basyri 
d. Hasan bin Ali
e. Hesin bin Ali
18. Tokoh aliran yang Syi’ah yang pernah memeluk agama Yahudi kemudian berpura-pura masuk Islam dan membuat kekacauan ajaran ketauhidan adalah ... .
  a. Abdullah Ibnu Abi Wahab Arrosyidi               
  b. Abdullah bin Saba’
       c. Abdullah Ibnu Hasyim                            
       d. Abdullah bin Umar
        e. Abdullah bin Abbas
19. Ghailan Addamsyiqi adalah tokoh aliran...
       a. Jabariyah
       b. Qodariyah             
c Muktazilah.           
d. Ahlussunnah Waljama’ah
e. Khawarij
20.  Aliran yang berisikap keras terhadap pelaku dosa besar dan menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah adalah pelaku dosa besar dan keduanya dihukumi kafir adalah aliran ...
a. Murji’ah                      
b. Khawarij                   
c. Qodariyah      
d. Ahlisunnah waljama’ah
e. Murjiah
21.  Aliran yang sangat mengagung-agungkan Ali bin Abi Thalib adalah ... .
a. Khawarij             
b. Syi’ah             
c. Murji’ah          
d. Muktazilah
e. Jabbariyah
22.  Aliran yang  terkenal sangat rasional adalah ...
 a. Khawarij             
b. Syi’ah             
c. Murji’ah           
d. Muktazilah
e. Qodariyah

23.  Aliran yang terkenal dengan sikap attawasuth adalah ... .
a. Murji’ah                      
b. Khawarij                   
c. Qodariyah      
d. Ahlisunnah waljama’ah
e. Syiah
24.  Tokoh aliran Jabbariyah yang terkenal ekstrim dalam pandangannya tentang perbuatan manusia adalah ... .
a. Ja’d bin Dirham 
b. Ghailan Addamsyiqi 
c. Abu Musa Al Asy’ari 
d. Abu Mansur Al Maturidi
e. Hasan Al Asy’ari
25.  Berukut ini adalah aliran-aliran dalam ilmu kalam .... kecuali
a. Syafi’iyah     
b. Khawarij  
c. Murji’ah  
d. Asy’ariyah
e. Maturidiyah
26.  Nama khawarij berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti ... .
a. orang-orang yang keluar   
b. orang-orang yang pergi
c. orang-orang yang kembali 
d. orang-orang yang berangkat
e. orang-orang yang memberontak
27.  Nama lain khawarij ... .
a. ahlul bait            
b. ahlul bid’ah   
c. ahlul hurur    
d. ahlul hadist
e. ahluljannah
28. Aliran dalam ilmu kalam yang berasal dari barisan pasukan Ali yang kemudian berbalik menentang terhadap Ali adalah ...
a. Khawarij        
b. Syi’ah           
c. Murji’ah         
d. Jabariyah
e. Qodariyah


29. Golongan yang menyanjung Ali bin Abi Thalib secara berlebihan adalah ... .
 a. Muktazilah           
b. Syi’ah           
c. Qodariyah         
d. Jabariyah
e. Khawarij
30.  Murji’ah adalah golongan yang ... .
 a. memberikan harapan kepada pelaku dosa besar untuk mendapatkan pengampunan dari Allah    
b.  sangat mentang Ali bin Abi Thalib    
c.  mendukung atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib     
d. mengedepankan rasio dalam ilmu kalam
e. meniadakan sifat Allah
31.  Aliran yang memilki paham bahwa perbuatan manusia telah ditentukan sebelumnya oleh qodlo’ dan qodar Allah adalah ... .
a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah 
d. Muktazilah
e. Murjiah
32. Aliran yang memiliki paham bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan
a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah 
d. Syi’ah
e. Muktazilah
33.  ushul ’ Al Khamsah adalah prinsip ajaran ....
a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlu ssunnah waljama’ah 
d. Muktazilah
e. Syi’ah
34.  Qodariyah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata qadara yang berarti ... .
a. terpaksa          
b. kemampuan    
c. kelemahan      
d. Pengikut
e. memisahkan diri


35. Muktazilah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata i’tazalah yang berarti .. .
       a. rasional            
b. berkuasa         
c. terpaksa        
d. memisahkan diri
e. terpaksa
36.  Golongan terkenal sangat rasional dalam ilmu kalam adalah ... .
a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah 
d. Muktazilah
e. Murjiah
37. Nama lain dari golongan Muktaziklah adalah ..
       a. ahluttauhid      
b. ahlussunnah    
c. ahlulbait      
d. ahlul bid’ah
e. ahlul jannah
38. ahlul adl nama lain dari golongan ... .
       a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah  
d. Muktazilah
e. Murjiah
39. Attawasuth adalah sikap dari golongan .... .
       a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah 
d. Muktazilah
e. Syiah
40.  Golongan Khawarij berpendapat bahwa pelaku dosa besar dihukumi … .
       a. kafir dan tidak kekal di neraka   
b. kafir dan kekal dineraka    
c. mukmin dan masuk neraka        
d  mukmin dan masuk surga jika mendapat pengampunan   dari Allah
e. fasiq imannya
41. Golongan Murji’ah berpendapat bahwa pelaku dosa besar dihukumi ... .
 a. kafir dan tidak kekal di neraka   
b. kafir dan kekal dineraka     
c. fasiq                                           
d  mukmin dan adapun dosa-dosanya di serahkan kepada Allah
42. Golongan Muktazilah berpedapat bahwa pelaku dosa besar dihukumi ... .
 a.  kafir         
b. mukmin     
c. tengah-tengah antara mukmin dan kafir       
d.   Murtad
e. mukmin fasiq
43.  Golongan yang berpendapat bahwa Allah tidak memiliki sifat adalah ... .
 a. Jabariyah        
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah 
d. Muktazilah
e. Syi’ah
44.  Sikap pasrah yang berlebihan merupakan gambaran dari golongan ... .
       a. Jabariyah         
b. Qodariyah     
c. Ahlussunnah waljama’ah 
d. Muktazilah
e. Khawarij
45. Sikap netral terhadap golongan yang pro dan kotra dengan Ali bin Abi Thalib diambil oleh ... a. Murjiah           
b. Muktazilah    
c. Maturidiyah      
d. Asy’ariyah
e. Jabbariyah















KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA
BAGIAN 1

1.      Washil bin Atha’ Al Ghazal Al Atsag
2.      Hasan Al Basri
3.      80 H
4.      131 H
5.      Khawarij, Syi’ah dan Murjiah
6.      murjiah
7.      Tidak kafir dan juga tidak mukmin
8.      Orang-orang yang memisahkan diri
9.      Al Ushul Al Khamsah
10.  Sifat-sifat Allah
11.  Dzatnya
12.  Takwilkan
13.  Tasybih/tajassum
14.  Adil
15.  Assolah
16.  Manusia
17.  Dzalim (tidak adil)
18.  Manfaat
19.  Janji dan ancaman
20.  Manzilah bainal manzilataini
21.  Syi’ah
22.  Ali Bin Abi Thalib
23.  Siffin
24.  Muawiyah
25.  Arbitrase/tahkim
26.  2 golongan
27.  Syi’ah
28.  Khawarij
29.  Abdullah bin Kawa
30.  Abdullah bin Saba’
31.  Kelompok An Nuwusiyah dari golongan Al Imamiyah
32.  Ma’bad Al Juhani
33.  Jahm bin Sofyan dan Ja’ad bin Dirham
34.  Wasil Bin Attok
35.  Abu Hasan Al Asy’ari, Abu Mansur Al Maturidi
36.  Ahlussunnah wal Jama’ah
37.  Hasan Al Basri
38.  Qodariyah
39.  Khawarij
40.  Syi’ah
41.  Muktazilah
42.  Ahulussunnah wal jama’ah
43.  Jahm bin sofwan dan Ja’ad Bin Dirham
44.  Ahulul hurur
45.  Keluar
46.  Khawarij
47.  Arja’a / murji’ah
48.  Murji’ah
49.  Jabbariyah
50.  Qodariyah
51.  Jabbariyah
52.  Murjiah
53.  Al Imamiyah
54.  Al hulul
55.  Al Kissaniyah
56.  Tanassukh
57.  Al Kissaniyah
58.  Azzaidiyah
59.  Azzaidiyah
60.  Al Imamiyah
61.  Al Ghaliyah
62.  Assabaiyah
63.  Al Ainiyah
64.  Al Khatabiyah
65.  Al Hisyamiyah
66.  Muktazilah
67.  Janji dan Ancaman
68.  Murjiah
69.  Nabi
70.  Abu Musa Al Asy’ariah
71.  Abu Mansur Al Maturidi

Bagian 2


1.      E
2.      B
3.      C
4.      C
5.      D
6.      A
7.      A
8.      A
9.      B
10.  B
11.  E
12.  D
13.  C
14.  B
15.  A
16.  D
17.  C
18.  B
19.  B
20.  B
21.  B
22.  D
23.  D
24.  A
25.  A
26.  A
27.  C
28.  A
29.  B
30.  A
31.  A
32.  B
33.  D
34.  B
35.  D
36.  D
37.  A
38.  D
39.  C
40.  B
41.  D
42.  C
43.  D
44.  A
45.  A
























DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Al Munawir, ”Kamus Al Munawwir Arab Indonesia Terlengkap” Penerbit Pustaka Progressif Surabaya, 1984
Annawawy Al Jawi, ”Fathkul Majid”, Penerbit Al Hidayah Surabaya

Abu Abdullah Ahmad Ibn Muhammad ibn Hanbal Ibn Halal In Assad Asyyaibaniy, ”Musnad Ahmad”

Aly Ibn Ismail Ibn Abi Basyar Al Asy’ari Abu Al Hasan, ”Al Ibanah An Ushuliddiniyah” Peneribit Dar Al Anshari Kairo, 1397 H

Harun Nasution, Prof DR. ”Theologi Islam”,  

Ibnu Abi Zaid Al Qairuniy ”Al Fawaqihah Ad Diwany

Imadu Assayyid Muhammad Ismail Asy arbiny, ”Kitabaat A’da’ Al Islam wa manaaqasyituhaa” 1422 H/2002 M

Ibnu Khaldun, ”Muqaddimah Ibnu Khaldun”,

Muhammad Abdul Karim Ibn Abi Bakr Ahmad Asyahratsaniy, ”Al Milal Wannihal”, Penerbit Darul Ma’rifat Bairut, 1404

WJS Purwadarminta, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Penerbit Balai Pustaka Jakarta.




1 komentar:

  1. Baccarat - Craps - Febcasino
    Play online craps 제왕 카지노 for free or play real money online at Craps is where all your favourite febcasino games come into play, or try to pick the game you like for the best 메리트카지노 odds.

    BalasHapus