1.
PENDAHULUAN
Jika pada modul sebelumnya
anda sudah di ajak untuk menjelajah pengetahuan tentang apa itu ilmu kalam,
fungsi dan kegunaanya, serta sejarah
munculnya ilmu kalam dan juga hubungan ilmu kalam dengan disiplin ilmu lainnya,
maka sekarang anda akan di ajak untuk menjelajah aliran-aliran dalam ilmu
kalam, tokoh-tokoh dan perbedaan masing-masing aliran. Taukah anda bahwa
ternyata rasululloh saw jauh sebelum munculnya aliran-aliran dalam ketahuhidan
sudah pernah menginformasikan bahwa umat-Nya nanti akan terpecah mencadi
beberapa golongan atau aliran dan yang selamat hanya satu. Nah perhatikan
hadist rasululloh berikut ini.
عن أنس ، أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال : « افترقت بنو إسرائيل على إحدى وسبعين فرقة ، والنصارى على ثنتين
وسبعين فرقة وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة ، كلها في النار إلا فرقة واحدة »
“Dari anas, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : Bani Israil
terpecah menjadi 19 firqah (aliran), dan Nasrani terpecah menjadi 29 firqah,
dan sungguh umatku nanti akan terpecah menjadi 39 firqah, semuanya masuk neraka
kecuali satu firqah”.
Hadist tersebut saya kutip dari (شرف أصحاب الحديث للخطيب
البغدادي ) halaman 43 juz
1
a. Tujuan belajar
Dalam modul
ini nanti anda akan diharapkan untuk
dapat memenuhi standar kompetensi mapel aqidah akhlak yaitu memahami ilmu kalam
dengan standar kompetensi dan indikator sebagai berikut :
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
9.1 Menjelaskan aliran-aliran ilmu kalam, tokoh-tokoh dan
pandangan-pandangannya (Khawarij, Murji`ah, Syi`ah, Jabariyah, Qadariyah, Asy’ariyah,
Al-Maturidiyah, Mu`tazilah, dan lain-lain seperti teologi transformatif dan
teologi pembebasan)
|
9.1.1
Menyebutkan macam-macam aliran dalam ilmu kalam
9.1.2
Menjelaskan pengertian macam-macam aliran dalam ilmu kalam
9.1.3 Menyebutkan tokoh-tokoh dalam ilmu kalam
|
9.2 Menganalisis perbedaan antara aliran ilmu kalam yang satu dengan
lainnya
|
9.2.1
Membandingkan perbedaan antara aliran ilmu kalam yang satu dengan lainnya
9.2.2
Menunjukkan dalil naqli yang berkaitan dengan ilmu kalam
|
b. Prasyarat
Prasayarat yang dibutuhkan
untuk mempelajari modul pembelajaran ini adalah (1) kalian harus memahami lebih
dulu prinsip-prinsip aqidah islam yang benar.
(2) kalian harus beriman dengan terhadap rukun-rukun iman dengan
sungguh-sungguh
c. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk menggunakan modul sebaiknya anda mengikuti
pentunjuk penggunaan modul ini dengan benar. Berikut ini adalah petunjuk
penggunaannya :
1.
Bacalah
setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah dan
jangan tergesa-gesa.
2.
Kemudian
kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temui dan cocokkan jawaban Anda
dengan kunci jawaban dihalaman belakang modul ini,
3.
Pelajari
sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang Anda pahami,
4.
Praktekkanlah
kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari dengan menggunakan
bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul
ini. Maksudnya, jika anda diminta untuk menuliskan, cobalah anda menulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai.
SELAMAT MEMBACA !
2.
KEGIATAN BELAJAR
Sekarang anda
akan saya ajak untuk menjelejah pengetahuan tentang aliran-aliran dalam ilmu
kalam yang bermunculan setelah rasulullah saw wafat
A. ALIRAN MUKTAZILAH
Aliran muktazilah ini didirikan oleh Abu Huzaifah Washil ibn Atha Al Gazzal
al-Altsag (80-131H). Wah wah panjang sekali namanya, beliau dilahirkan
pada tahun 80 H dan meninggal pada tahun 131 H. Beliau adalah salah
seorang murid Hasan Al Bashri. Beliau pernah juga belajar ilmu
fisika dan Hadits pada Hasan Bashri. Dia hidup pada masa pemerintahan Khalifah
Abd Malik ibn Marwan.
Asy-Syahrastani dalam kitab ”Al Milal Wa al-Nihal” juz 1 halaman
45 meriwayatkan bawah asal usul penamaan Muktazilah terhadap golongan aliran
ini adalah berawal dari peristiwa Washil bin Atha’ yang mengajukan pertanyaan
kepada sang gurunya yaitu Hasan Al Bashri. Washil bertanya ”Wahai imam agama telah tampak jelas dizaman kita ini sekelompok orang yang
mengkafirkan orang-orang yang berbuat dosa besar. Berbuat dosa besar menurutnya
adalah kafir. Dan mereka adalah golongan Khawarij Dan kelompok yang lain
menyerahkan hukum orang yang berbuat dosa besar tersebut kepada Allah . Mereka
berpendapat perbuatan maksiat (dosa besar) tidak akan mempengaruhi iman, karena
perbuatan menurut mereka bukan termasuk rukum iman sebagaimana ketaatan tidak dapat
mempengaruhi kekafiran. Dan mereka itu adalah (golongan) Murji’ah. Lalu
bagaimana pendapat anda mengenai ’i’tiqad kedua golongan tersebut ?.
Hasan Al Bashri berfikir sejenak, dan belum sempat menjawab, Washil berkata,
”Saya tidak sependapat bahwa orang yang berbuat dosa besar adalah mukmin mutlak dan kafir mutlak tetapi dia
(dihukumi) manzilah bainal manzilataini yaitu tidak kafir dan juga tidak
mukmin”. Kemudian Wasil bin Atha keluar dari majlis Hasan Bashri di Masjid
Bashrah, dan mempertahakn pendapatnya itu dihadapan murid-murid Hasan Al
Bashri. Kemudian Hasan Al Bashri berkata ”
اعتزل عنا واصل”
(Washil telah memisahkan
diri dari kita), kemudian Hasan memberi nama washil dan golongannya dengan nama
“muktazilah” yang artinya orang-orang yang memisahkan diri. (Asy-Syahrastani, 1404 H: juz 1 hal 45)
I’tiqad (keyakinan) ajaran Muktzailah adalah lima yang
terkenal dengan sebutan ”al-ushul al khamsah” (lima ajaran dasar teologi
muktazilah). Kelima ajaran dasar teologi muktzilah tersebut adalah :
1.
Attauhid
Berkaitan dengan ’i’tiqad attauhid
muktazilah menolak adanya sifat-sifat Allah seperti ilmu, qudrat, iradat dan
hayyat. Selanjut dia mengatakan bahwa sifat-sifat sebagai disebutkan itu
sebenarnya adalah zat-Nya. Itu hanya istilah (’i’tibariyah) bagi zat-Nya yang
qadim. (Asy-Syahrastani, 1404 H: juz 1 hal 45)
Disamping menolak kosep tuhan memiliki sifat, dalam memurnikan ketauhidan
muktzailah juga menolak adanya penggambaran fisik Tuhan (tashbih atau
tajassum) dan juga menolak keyakinan tuhan dapat dilihat dengan mata
kepala, karena menurut muktazilah jika Allah dapat dilihat, berarti dzat-Nya
sama dengan dzat yang lain. Padahal Allah itu tidak menempati tempat, ruang dan
waktu, Allah juga tidak berpindah-pinda, tidak berbilang, tidak berubah dan
juga tidak terpengaruh, oleh karena itu menerut muktzaliha ayat-ayat mutasyabihat
wajib ditakwilkan.
2.
Al-Adl
Al-Adl berarti Tuhan maha adil, Adil merupakan sifat yang paling gamlang
menunjukkan kesempurnaan. Karena tuhan maha sempurna, Dia sudah pasti adil.
Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan Maha Sempurna. Dia sudah pasti
adil. Ajaran ini bertujuan ingin menempatkan Tuhan Maha Adil menurut sudut
pandang manusia, karena alam semesta ini sesungguhnya diciptakan untuk
kepentingan manusia. Berkaitan dengan al adl ini muktzailah berpandangan
bahwa tuhan dianggap adil apabila tuhan
hanya berbuat yang baik (ash-shalah) dan yang terbaik (al-ashlah), sedangkan
perbuatan maksiat, dosa, dan perbuatan-perbuatan jelek lainnya adalah buatan
manusia. Karena jika dikatakan bahwa Allah yang menciptakan perbuatan maksiat,
dosa besar, maka itu berarti Allah berbuat dzalim (tidak adil) dan itu tidak
mungkin.
Berkaitan dengan hal tersebut muktazilah berpedapat bahwa manusia bebas
dalam berbuat, mau berbuat jelek atau baik, Allah hanya memerintahkan berbuat
baik bukan yang buruk. Semua yang diperintah tuhan pasti membawah manfaat, dan semua yang
dilarang pasti membawa bencana. Manusia bebas menentukan pilihannya sendiri,
mau yang dilarang atau mau yang diperintahkan. Manusialah yang menciptakan
perbuatannya sendiri karena itu adil bila manusia diminta pertanggungjawaban
atas perbuatannya.
(Rozak, 2006:84)
3.
Al Wa’d wa al-Wa’id
Al Wa’d
wa al-Wa’id berarti janji
dan ancaman, muktazilah berpendapat bahwa Allah berjanji akan memberikan pahala
berupa surga bagi orang yang berbuat baik, dan akan mengancam orang yang
berbuat dosa besar untuk dimasukkan neraka. Allah Maha Adil, karenanya Allah tidak mungkin
mengingkari janji-Nya. Tidak ada harapan masuk surga bagi orang yang durhaka kecuali
bila dia benar-benar bertaubat, dan bagi yang berbuat dosa kecil masih ada
kemungkinan Allah mengampuninya.
4. Manzilah bain al-mazilatain
Ibnu
Taimiyah dalam kitab ”Al-Aqidah Al-Qastiyah”,
menjelaskan tentang pendapat muktazilah terhadap hukum orang yang
berbuat dosa besar, bahwa orang tersebut
tidak dihukumi mukmin dan juga tidak dihukumi kafir. (Taimiyah, Juz 1
hal. 183). Muktazilah berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tidak
dihukumi kafir secara mutlak, sebab sebenarnya meskipun dia berbuat dosa besar
dia masih beriman kepada Allah , dan masih melakukan perbuat baik yang lain.
Akan tetapi juga tidak dapat dihukumi mukmin secara mutlak, karena dia telah
berbuat dosa besar, sedangkan iman itu tidak cukup hanya dengan pengakuan dan pembenaran
saja tetapi harus diiringi dengan kepatuhan dan ketaatan terhadap Allah swt.
Sedangkan perbuatan dosa besar bukanlah kepatuhan dan ketaatan kepada Allah,
melainkan kedurhakaan dan kemaksiatan kepada Allah.
5. Al-Amr bi Al Ma’ruf wa An-Nahyan
Munkar
Ajaran muktazilah
yang kelima adalah melaksanakan aktifitas berdakwah yaitu mengajak kepada
perbuatan baik dan mencegah perbuatan mungkar. Karena setiap orang yang beriman
kepada Allah harus berbuat baik. Dan aktifitas Al-Amr bi Al Ma’ruf wa An-Nahyan Munkar adalah termasuk perbuatan
baik.
Sebenarnya aktifitas Al-Amr bi Al Ma’ruf wa An-Nahyan
Munkar bukan muktazilah saja yang melakukan, akan tetapi hampir semua aktifitas
aliran yang lain juga melakukan hal yang sama. Akan tetapi yang berbeda adalah dalam
tatanan pelaksanaanya. Dalam tatanan pelaksanaanya jika perlu memang harus
dengan menggunakan cara kekeransan dan paksaan.
- ALIRAN SYI’AH
Aliran Syi’ah adalah aliran yang mendukung Ali bin Abi Thalib dan ahlul
bait. Aliran ini berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah Ali bin
Abi Thalib. Sedangkan Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan telah
melakukan perampasan hak ke khalifahan.
Golongan syi’ah ini sebenarnya sudah ada sejak sesaat setelah Nabi
Muhammad saw meninggal dunia. Pada saat Nabi meninggal dunia di luar yaitu di
Masjid ada beberapa sahabat yang berkumpul ramai-ramai melakukan perundingan
mengenai siapa pengganti rasulullah, dengan diliputi suana pro dan contra
akhirnya hasil perundingan itu memutuskan bahwa Abu Bakarlah yang menjadi
pengganti Nabi saw untuk menjadi Khalifah, keputusan ini segera diambil untuk
menjaga keutuhan umat Islam.
Sementara di dalam, keluarga dalam hal ini ahlul bait masih disibukkan
dengan urusan prosesi pemakaman Nabi saw. Sehingga ahlul bait terkejut ketika
ada informasi tentang perundingan yang kemudian memutuskan khalifah pengganti
Nabi. Dan hal itu dianggap sebagai suatu yang tidak etis karena suasana masih
dalam keadaan duka, dan juga perundingan tersebut tanpa melibatkan ahlul bait.
Sejak saat itulah sudah mulai muncul benih-benih syi’ah. Yaitu kelompok yang
mendukung Ali bin Abi Thalib, karena menurut pendapat kelompok ini yang paling
berhak menduduki khalifah adalah Ali bin Abi Thalib.
Ada juga yang berpendapat bahwa munculnya syiah ini pada saat terjadi
perang siffin yaitu setelah diadakan
arbitrasi. Dimana saat itu pasukkan Ali bin Abi Thalib yang sudah hampir saja
mencapai kemenangan dalam berperang melawan sang pemberontak yaitu Muawiyah ternyata menerima ajakan damai
dengan pasukan Muawaiyyah. Dengan kelicikan Muawwiyah akhirnya Ali bin Abi
Thalib menerima arbitrase tesebut sehingga secara dipolitis mendapatkan
kekalahan. Dengan peristiwa arbitrasi pasukan Ali bin Abi Thalib terpeca
menjadi dua kelompok yang berlawanan yaitu kelompok pro Ali bin Abi Thalib dan
kelompok yang contra dengan Ali bin Abi Thalib. Kelompok yang pro dengan
Ali bin Abi Thalib kemudian akhrinya
menjadi golongan Syi’ah sedangkan kelompok yang kotra dengan Ali bin Abi Thalib
adalah golongan khawarij.
Golongan syi’ah ini kemudian terpecah menjadi lima kelompok besar, dan
masing kelima kelompok besar tersebut terpecah-pecah menjadi beberapa kelompok
kecil, berikut ini urainya :
I. Al Kissaniyah terdiri dari 4 kelompok :
1. Al mukhtariyah
2. Al Hasyimiyah
3. Al Bayaniyyah
4. Al Rizamiyah
II. Az-Zaidiyah terdiri dari 3 kelompok
1. Al-Jardiyah
2. As-sulaimaniah
3. Ashalihiyah dan Al
Batiría
III Al Imamiyah
1.
Al Baqiriyyah dan Al
Ja’fariyyah al-Waqifah
2.
An Nawusiyyah
3.
Al Afthahiyyah
4.
Asy-Syumaithiyyah
5.
Al Ismailiyyah Al
Waqifah
6.
Al Musawiyah dan Al
Mufadhaiyah
7.
Al Itsna Asiría Imaman
IV.
Al Ghaliyya (Ekstrim)
1.
Assabaiyyah
2.
Al Kamiliyyah
3.
Al ‘Alabiyyah
4.
Al Mughiriyyah
5.
Al Mansyuriyyah
6.
Al Khuttabiyyah
7.
Al Kayaliyyah
8.
Al Hisyamiyyah
9.
An Un’maniyyah
10. Yunusiyyah
11. An Nusyairiyyah dan Ishaqiyyah
V.
Ismailiyyah
Adapun
ajaran-ajaran syiah adalah sebagai berikut :
a.)
Al Kissaniyah
Syi’ah golongan Al kissaniyah ini mengajarkan bahwa agama adalah ketaatan
kepada imam (pemimpin), karena para imam dapat menakwilkan ajaran-ajaran pokok
agama seperti shalat, puasa, hajji dan sebagainya. Dan bahkan sebagian dari
mereka ada yang meninggalkan ajaran agama dan merasa cukup hanya dengan taat
pada imam. Dan sebagian yang lain menganut aliran hulul (roh ketuhanan masuk ke
dalam tubuh manusia), tanasukh (berpindahkan roh dari tubuh yang satu ke tubuh
yang lain), ruj’ah (hidup kembali ke dunia setelah matih). Gologan ini
berpendapat bahwa khalifah tidak harus dari keturunan Ali bin Abi Thalib,
tetapi kemudian kembali kepada keturunan Ali bin Abi Thalib
b).
Az-Zaidiyyah
Syi’ah golongan ini mengembangkan ajaran bahwa nabi tidak menetapkan nama
dan orangnya dalam masalah imamahi. Tetapi Nabi hanya menentukan sifat-sifatnya saja.
Sekte As-sulaimaniyah dari aliran Az-Zaidiyah ini misalnya mengajarkan bawah
imamah itu ditetapkan melalui kesepakatan umat Muslim. Imamah dapat terbentuk
dari dua orang yang terbaik dari kalangan umat Islam. Hal ini tentu bertetangan
dengan ajaran syi’ah golongan yang lain,
yang mengajarakan bahwa Nabi telah menentukan Ali bin Abi Thalib sebagai
penggantinya.
Golongan ini berpandangan bahwa Abu Bakar, Umar bin Khattab, usman bin
Affan adalah khalifah yang sah menurut pandangan Islam, Az Zaidiyah juga tidak
mengkafirkan salah satu dari sahabat Nabi saw. Bahkan Al Hasan ibn Shalih Al
Hay pemimpin sekte Ash-Shalihiyyah mengatkan bahwa apabila membaca
hadits-hadist tentang diri Usman bin Affan ia termasuk sepuluh sahabat yang
dijanjikan masuk surga maka Ashalihiyah berpendapat bahwa ia termasuk orang
mukmin yang baik yang bakal menjadi penghuni surga. Sedang masalah dosa-dosa
yang dilakukan oleh Usman semasa menjabat menjadi khalifah dia serahkan
sepenuhnya kepada Allah.
Golongan atau aliran Az-Zaidiyah ajaran-ajarannya hampir sama dengan
aliran muktazilah, karena pemimpin golongan ini pernah berguru kepada wasil bin
atha pemimpin aliran muktazilah. Sehingga dengan demikian golongan Az-Zaidiyah
ini lebih moderat dari pada golongan syi’ah lanilla.
c) Al Imamiyah
Ajaran-ajaran al imamiyah adalah masalah imamah, mereka berpendapat bahwa
Ali bin Abi Thalib secara nash dinyatakan sebagai imam bukan hanya disebut
sifatnya bahkan ditunjuk orangnya.
Aliran Syi’ah pada umumnya Sangat mengagungkan pada imamnya. Sebagai
salah satu contoh sebagaimana diriwayatkan Assaratsani dalam kitab Al Milan wa
Anihal meriwayatkan dari Abu Hamid Azuzan bahwa kelompok Anuwusiyah dari
golongan Al Imamiyah Aliran Syi’ah bahwa Ali bin Abi Thalib masih hidup dan
akan keluar pada hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa
keadilah ke atas permukaan bumi ini.
d) Al Ghaliyyah
Golongan Al Ghaliyyah adalah golongan dalam aliran syiah yang paling
ekstrim dan berlebihan dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib, dan telah
menyimpang dari ajaran Islam. Kelompok Assaba’iyyah dibawah pimpinan Abdullah
bin Saba’ misalnya mengatakan bahwa Ali
bin Abi Thalib tidak meninggal, karena pada dirinya terdapat unsur
ketuhanan yang tidak mungkin musnah. Karena itu menurutnya Ali berada di atas
awan, dan petir yang menggelar adalah suaranya, sedangkan kilat sebagai
senyumannya dan dia akan Turun kembali ke dunia ini pada saat dunia dilanda
oleh kejahatan dan ketidak adilan.
Kelompok Al-Ainiyah tidak sekedar berkeyakinan bahwa dalam diri Ali
terdapat unsur ketuhanan. Lebih dari itu dia mengatakan bahwa Muhammad dan Ali
bin Abi Thalib kedua-dunya adalah Tuhan. Dan bahkan sebagiannya lagi mengatakan
bahwa Muhammad, Ali, Fátimah, Hasan dan Husai juga merupakan Tuhan, Katanya
kelima roh yang ada pada mereka setara, tidak ada kelebihan seorang dengan
orang yang lain, mereka berlima adalah satu kesatuan.
Abul Khattab Muhammad ibn Abi Zaibab
al asadi-ajda pelopor kelompok Al-Khathabiyah dari golongan Ghaliyyah ini lebih
ekstrim lagi mengatakan bahwa Ja’far ibn Muhammad adalah Tuhan, begitu juga
nenek moyang semuanya juga tuhan. Sering dengan pendapat tersebut Hisyam ibn
Salim, dari kelompok Al Hisyamiyah mengatakan bahwa Tuhan itu berbentuk
manusia, bagian atasnya mempunyai rongga dan bagian bawahnya padat, Dia adalah
nur yang bersinar-sinar dan dia mempunyai lima anggota; tangan, kaki, hidung,
telinga, dan mulut. Tuhan mempunyai kuku yang berwarna hitam, namun tidak
mempunyai darah dan daging
- ALIRAN KHAWARIJ
Khawarij adalah aliran yang berasal pendukung Ali bin Abi Thalib yang
membelot dari barisan Ali sewaktu terjadi perang siffin antara Pasukan Ali bin
Abi Thalib dengan sang pemberontak Muawiyah bin Abi Sufyan. Alasan pembelotan
tersebut dikarenakan Ali bin Abi Thalib telah melakukan kesalahan besar yaitu
melakukan gencatan sensata dengan kaum pemberontok.
Berkaitan dengan gencatan senjata tersebut Assyahrastani menuturkan bahwa
sebenarnya Ali bin Abi Thalib telah menolak
arbitrase dengan pasukan Muawiyah bin Abi Sufyan. Karena saran dan
desakan kaum khawarijlah Ali bin Abi Thalib menerima saran dan desakan
tersebut. Bahkan ketika Ali bin Abi Thalib menunjuk Abdullah bin Abbas menjadi
juru bicara dalam arbitrase tersebut kaum khawarij menolaknya dan menyarankan
agar Ali bin Abi Thalib menunjuk Abu Musa Al Asy’ari, dengan alasan Abdullah
bin Abbas masih keluarga Ali bin Abi Thalib dan disamping itu Abu Musa Al
Asy’ari dianggap lebih menguasai hukum-hukum Al Qur’an.
Kaum khawarij yang pada mulanya memberikan saran tersebut akhirnya
mengalami kekecawaan yang berat terhadap hasil tahkim. Kaum khawarij ini
kemudian keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib dan mereka berkumpul disebuah
desa yang bernama desa Hurururah di deka kota kuffah. Assahrastani menjelaskan
bahwa mereka berjumlah 12.000 orang, dan dipimpin oleh, Abdullah ibn kawa, Atab
ibn al Awar, Abdullah ibn Wahab Al-Razi, Urwah ibn Parir, Yazid ibn Abi Ashim
Al Muharibi, Harqus ibn Zubair Al Bahalli
Merujuk kepada DR Abdul Razak, MAg yang mengutip berbagai pendapat para
ahli berikut adalah dotrin-doktrin pokok Khawarij :
- Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam
- Khalifah tidak harus dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjai khalifah apabila sudah memenuhi syarat
- Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalan syariat Islam. Ia harus dijatuhkan bahkan dibunuh kalau melakukan kezaliman.
- Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar dan Utsman) adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya, Utsman dianggap telah menyeleweng.
- Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim) ia dianggap telah menyeleweng.
- Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi kafir.
- Pasukan jamal yang melawan Ali juga kafir.
- Seseorang yangberdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh. Yang anarkis mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban ia harus dilenyapkan juga
- Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dar al harb (negara musuh), sedangkan golongan mereka sendiri dianggap berada daam dar al-Islam (negara Islam).
- Seseorang harus menghidar dari pemimpin yang menyeleweng.
- Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik, harus masuk surga, sedangkan orang yang jahat harus masuk ke dalam neraka).
- Amar Ma’ruf nahi munkar
- Memalingkan ayat-ayat Al Qur’an yang tampak mutasyabihat
- Al Qur’an adalah makhluk
- Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
- ALIRAN MURJIAH
Aliran murji’ah adalah aliran dari kaum non blok, yaitu kaum yang tidak
berpihak kepada para penentang dan pembangkan atau yang kontra Ali bin Abi
Thalib yaitu kaum khawarij dan juga kaum yang mengagung-agungkan atau yang pro
dengan Ali bin Abi Thalib secara berlebihan yaitu kaum syiah. Ketika kaum
khawarij mengeluarkan keputusan hukum tentang arbitrase yang dihukumi tidak
syah, karena bertentangan dengan Al Qur’an dan pelaku arbitrase dihukumi telah
melakukan dosa besar dan pelakunya dapat dihukumi kafir sama seperti perbuatan
dosa besar lain seperti zina, riba, membunuh tanpa alasan yang benar, dan
durhaka pada orang tua. Maka kaum murjiah mengeluarkan keputusan hukum bahwa
pelaku dosa besar tetap mukmin, tidak
kafir, sementara dosanya deserahkan kepada Allah, apakah Allah akan mengampuninya
atau tidak. Gagasan semacan ini dimaksudkan untuk menjaga terjadianya sektarianisme
dalam Islam.
Assahrastani dalam kitab Al Milal wa al-Nihal juz 1 hal 138 membagi
murjiah menjadi 4 macam yaitu : (1). Murjiah Al Khawarij, (2) Murji’ah Al
Qadariyyah, (3) Murji’ah Al Jabariyyah, (4) Murji’ah Murni, yang kemudian
murjiah murni ini terpecah menjadi 6 kelompok yaitu (1) Al Yunusiyyah, (2). Al
Ubaidiyyah, (3) Al Gassaniyyah, (4) Ats-Tsaubaniyyah, (5) At Tuminiyyah, (6)
Ash-Shalihiyyah
Ajaran-ajaran pokok Murjiah adalah 4 diantaranya yaitu :
- Menunda hukum atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al Asy’ari yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat.
- Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
- Meletakkan pentingnya iman dari pada amal
- Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan Ramat dari Allah.
- ALIRAN JABARIYAH
Al Jabariyah adalah aliran yang meniadakan adanya ikhtiar bagi manusia
atas pebuatanya. Faham jabariyah sebenarnya sudah ada sejak jaman Nabi, Dr.
Abdul Razak mengutip paparan beberapa ahli thelogi Islam memaparkan benih-benih
sejarah peristiwa faham jabariyah sebagai berikut
Pertama, Suatu ketika Nabi Muhammad saw menjumpai sabatnya
yang sedang bertengkar dalam masalah taqdir Tuhan. Nabi melarang mereka untuk
memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran
tentang ayat-ayat Tuhan mengenai taqdir
Kedua, Khalifah Umar bin Khatab pernah menangkap
seseorang yang ketahuan mencuru. Ketika diinterogasi pencuri itu berkata :”Tuhan
menentukan aku mencuri”, mendengan ucapan itu Umar marah sekali dan
menganggap orang itu telah berdusta kepada Tuhan. Oleh karena itu, Umar
memberikan dua jenis hukuman, kepada pencuri itu. Pertama hukuman potong
tangan karena mencuri. Kedua hukuman dera karena menggunakan dalil
takdir Tuhan
Memperhatikan kedua peristiwa tesebut diatas dapat disimpulkan bahwa
faham jabbariyah sudah ada sejak jaman Nabi, akan tetapi Jabariyah dilihat
sebagai sebuah aliran yang dianut, dipelajari dan dikembangkan pertama kali
oleh Ja’d bin Dirham, akan tetapi yang menyiarkan ajaran tersebut adalah Jahm
ibn safwan dari Khurasan.
Assahrastani membagi Aliran Jabariyah ini menjadi dua golongan, yaitu
golongan ekstrim dan golongan moderat. Golongan ekstrim yaitu kelompok Jahm bin
Safwan dan kelompok Ja’d bin Dirham. Sedangkan golongan moderat terdiri dari
dua kelompok yaitu An Najar dan Addirar, untuk lebih jelasnya perhatikan bagan
berikut :
JABBARIYAH
|
EKSTRIM
|
MODERAT
|
Jahm
bin Safwan
|
Ja’d
bin Dirham
|
An-Najar
|
Addirar
|
Masing-masing
golongan dalam aliran Jabariyah tersebut memiliki ajaran yang berbeda-beda
diantaranya :
1. Golongan Ekstrim
- Jahm bin Shafwan
Ajaran-ajar pokoknya adalah sebagai
berikut :
a)
Makhluk tidak mempunyai
sifat yang sama dengan sifat Allah, jahm bin shafwan menolak pendapat yang
mengatakan Allah Maha Hidup dan Maha Mengetahui, namun Jahm mengakui bahwa
Allah maha kuasa
b)
Manusia tidak mampu
untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya dan tidak mempunyai kehendak
c)
Surga dan neraka tidak
kekal. Tidak ada yang kekal kecuali hanya Allah
d)
Iman adalah ma’rifat
atau membenarkan dalam hati, apabila secara lisan seseorang mengucapkan keingkarannya kepada Allah maka
seseorang tersebut masih dianggap mukmin. Iman tidak ada tingkatannya, iman
semua nabi dengan umatnya sama.
d) Kalam Tuhan adalah makhluk.
- Ja’d bin Dirham
Ajaran-ajaran
pokoknya adalah sebagai berikut :
a)
Al Qur’an adalah makhluk
b)
Allah tidak mempunyai
sifat yang serupa dengan makhluk
c)
Manusia terpaksa oleh
Allah dalam segala-galanya.
2. Golongan Moderat
- An Najjar
Ajaran-ajaran pokoknya
adalah sebagai berikut :
1)
Tuhan menciptakan segala
perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan
perbuatan-perbuatan itu. An Najar mengakui adanya kasab (usaha) pada
manusia
2)
Tuhan tidak akan dilihat
diakhirat. Akan tetapi Tuhan dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat)
pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan
3)
Menolak adanya sifat
ilmu, Qudrat, Iradat, Sama’ Hayat dan Bashar bagi Allah. An Najar mengatakan
bahwa Tuhan berkehendak dengan zat-Nya, Tuhan mengetahui dengan zat-Nya.
- Adh-Dhirar
Ajaran-ajaran
pokoknya adalah sebagai berikut :
1)
Manusia tidak hanya
merupakan wayang yang digerakkan dalam. Manusia mempunyai bagian dalam
mewujudkan perbuatannya dan tidak semata-mata dipaksa untuk melakukan
perbuatannya/
2)
Tuhan dapat dilihat di
akhirat melalui indra ke enam
3)
Hujjah yang dapat
diterima seletah Nabi adalah iktihad.
4)
Adh Dhirar sependapat
adanya sifat Allah, Allah Maha Mengetahui dan Maha Kuasa, maksudnya tidak bodoh
dan tidak lemah.
F. QADARIYAH
Harun Nasution memaparkan bahwa berdasarkan keterangan para ahli theologi
Islam, faham qadariyah ini pertama kali dibawa oleh Ma’bad Al Juhani. Menurut
Ibn Nabatah yang dikutip Harun Nasution, Ma’ban Al Juhadi dan temanya yang
bernama Ghailan Al Damasyqi mengambil paham ini dari seorang Kristen yang masuk
Islam di Irak.
Menurut al Zhahabi yang juga dikutip Harun Nasution, Ma’bad Al Juhani
adalah seorang tabi’in yang baik. Dia pernah berguru pada Hasan Al Basri
sehingga ada kemungkinan faham qadariyah mula-mula dikembangkan oleh Hasan Al
Basyri. Mengenai tudahan bahwa Ma’bad Al Juhani pernah berguru pada seorang
yang beragama Kristen yang kemudian masuk Islam dan kembali ke Kristen lagi,
adalah tuduhan yang dilancarkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan faham
qodariyah agar orang menjahui faham qadariyah.
Selanjutnya ajaran qadariyah ini
dikembangkan oleh Ghailan al-Damasyqi di di tanah kelahirannya yaitu Damaskus,
ia adalah seorang orator yang terkenal dimasanya dan ayahnya pernah menjadi maula Usman bin Affan.
Pengembangan qadariyah tersebut kemudian mendapat tantangan dari Khalifah Umar
Ibn Abdul Aziz. Setelah Umar wafat ia meneruskan kegiatan lamanya, sehingga ia
mati dihukum bunuh oleh Hisyam Abdul Malik. (Nasution, 2007:34)
Ajaran-ajaran pokok aliran Qadariya diantaranya adalah :
1.
Manusia berkuasa atas
perbuatanya.
Manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam
menentukan perjalanan hidupnya. Manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan
sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.(Nasution, 2007:33) Oleh karena
itu manusia berhak atas pahala dari perbuatan baik dan memperoleh hukuman atas
kejahatannya.Surga atau neraka merupakan pilihan manusia sendiri bukan karena
taqdir Tuhan. Sungguh tidak pantas jika manusia menerima siksa atau tindakan
salah yang dilakkukan bukan atas keinginan dan kemampuan sendiri
2.
Taqdir
Taqdir
menurut faham qadariyah adalah sunnatullah, ketentuan Allah atas semua makhluknya sejak zaman azali. Secara
Alamiah manusia memiliki taqdir yang tidak dapat berubah. Manusia dalam dimensi
fisiknya tidak dapat berbuat lain kecuali mengikuti hukum alam. Sebabagi contoh
manusia ditaqdirkan oleh Allah tidak mempunyai sirip seperti ikan yang mampu
berenang di lautan lepas. Demikian juga manusia tidak mempunyai kekuatan
seperti gajah yang mampu membawa barang sampai beratus-ratus kilogram. Akan
tetapi manusia ditaqdirkan mempunyai daya pikir yang kreatif. Demikian juga
anggota tubuh lainnya sehingga dapat terampil membuat sesuatu. Dengan daya
pikir yang kreatif dan anggota tubuh yang dapat dilatih terampil, manusia dapat
meniru apa yang dimiliki ikan sehingga ia dapat berenang dilautan lepas.
Demikian juga manusia dapat membuat benda lain yang dapat membantunya
mengangkat benda seberat yang dibawa gajah, bahkan lebih dari itu. Disinilah
terlihat semakin besar wilayah kebebasan yang dimiliki manusia. Suatu hal yang
benar-benar tidak sanggup diketahui adalah sejauh mana kebebasan yang dimiliki
manusia?. Siapa yang dapat membatasi kreatifitas manusia? Siapa yang dapat membatasi imajnasi
manusia.
G.
ALIRAN AHLUSSUNNAHWALJAMA’AH
Yang dimaksud Ahlussunnah secara umum adalah lawan dari Syi’ah,
sedangkan secara khusus yang dimaksud dengan Ahlussunnah adalah barisan Asy’ariyah
dan Maturidiyah dan merupakan lawan dari Mu’tazilah. Harun
Nasution dengan mengutip pendapat Tasy Kubra Zadah menjelaskan bahwa yang
mula-mula memunculkan Aliran Ahlussunnah adalah Abu Hasan Al Asy’ari sekitar
tahun 300 H, yang dulunya Abu Hasan adalah penganut aliran Mu’tazilah.
Aliran ahlussunnahwaljama’ah ini kemudian terpecah menjadi dua kelompok
yaitu Asy’ariyah dan Maturidiyah. Masing-masing dua kelompok ini
akan dipaparkan sebagai berikut :
a. Asy’ariyah
Nama lengkap pendiri aliran ahlussunnah waljama’ah golongan Asy’ariyah
ini adalah Abu Al Hasan Ali Bin Ismail bin Ishaq bin Salim bin Ismail bin
Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al Asy’ari, lahir di
Bashrah pada tahun 260 H/875 M.
Menurut Ibn Asakir yang dikutip DR Abdul Razak, MAg, bahwa ayah Al
Asy’ari dulunya adalah seorang yang
berfaham Ahlussunnah
dan ahlul hadits. Ayah Al Asy’ari wafat ketika Al Asy’ari masih kecil.
Ayahnya berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-Saji agar
mendidik Al Asy’ari.
Setelah
ayah Al Asy’ari meninggal, ibunya kemudian nikah lagi dengan seorang tokoh
Mu’tazilah yang bernama Abu Ali’ Al Jubba’i. Berkat didikan ayah tirinya ini
kemudian Abu Hasan Al Asy’ari menjadi tokoh Mu’tazilah. Dan sering
menggantikan Al Jubba’i dalam perdebatan dengan lawan-lawan Mu’tazilah. Dan
juga banyak buku-buku karya tulis Al Asy’ari yang isinya membela Mu’tazilah
Al Asy’ari
menganut faham Mu’tazilah hanya sampai ia berusia 40 tahun. Setelah itu,
secara tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jama’ah masjid Basyrah bahwa dirinya
telah meninggalkan faham Mu’tazilah dan menunjukkan
keburuka-keburukannya. Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat Abu Hasan
Al Asy’ari keluar dari faham Mu’tazilah, dan membangun aliran baru yaitu
ahlusunnah diantaranya adalah :
1.
Menurut Ibnu Asakir yang dikutip DR Abdul Razaq,
MAg, bahwa yang menjadi penyebab Abu Hasan keluar dari faham Mu’tazilah adalah
karena Al Asy’ari bermimpi bertemu dengan Rasulullah sebanyak tiga kali, yaitu
malam ke 10, ke 20, dan ke 30 bulan Ramadlan. Dalam mimpinya itu
Rasulullah memperingatkan agar Al Asy’ari meninggalkan faham Mu’tazilah
dan membela faham yang diriwayatkan dari beliau.
2.
Sikap tokoh-tokoh Mu’tazilah yang arogan dan
otoriter dalam beramar ma’ruh wan nahyu anilmunkar. Sebagai salah
satu contoh adalah diadakannya mihnah yaitu seleksi aqidah para pejabat, toga (tokoh agama) dan tomas
(tokoh masyarakat). Apabila ada pejabat, toga (tokoh agama) dan tomas (tokoh
masyarakat) yang mengakui bahwa Al Qur’an itu Qodim atau Allah memiliki sifat,
mereka dianggap musyrik dan orang yang musyrik telah melakukan perbuatan dosa
besar. Tidak pantas seorang pejabat, toga dan tomas,
melakukan dosa besar yaitu syirik, maka mereka dipaksa harus mengikuti
keyakinan Mu’tazilah. Tidak sedikit yang menolak keyakinan mu’tazilah sehingga
harus menerima konsekuensinya yaitu harus menjalani hukum penjara, dera, sampai
hukuman bunuh.
3.
Ketidak puasan Abu Hasan atas jawaban dari
pertanyaan tentang kedudukan orang kafir, mukmin dan anak kecil dikhirat yang
diajukan kepada Al Jubba’i sang tokoh Mu’tazilah ternama waktu itu yang
sekaligus sebagai guru dan bapak tirinya sendiri.
Berikut ini cuplikan isi
perdebatan antara Hasan Al Asy’ari dengan Al Jubba’i yang riwayatkan al-Subki
yang dikutip Prof. Dr. Harun Nasution:
Al Asy’ari : Bagaimana kedudukan ketiga orang berikut :
Mukmin, kafir dan anak kecil di akhirat ?
Al Jubba’i : Yang mukmin mendapatkan tingkat baik dalam
surga, yang kafir masuk neraka, dan yang kecil terlepas dari bahaya neraka.
Al Asy’ari : Kalau yang kecil ingin memperoleh tempat
yang lebih tinggi di surga, mungkinkah itu ?
Al Jubbai : Tidak, yang mungkin mendapat tempat yang baik
itu, karena kepatuhannya kepada Tuhan. Yang kecil belum mempunyai kepatuhan
yang serupa itu.
Al Asy’ari : Kalau anak itu mengatakan kepada Tuhan, ”itu
bukan salahku, jika sekiranya Engkau bolehkan aku hidup aku akan mengerjakan
perbuatan-perbuatan baik seperti yang dilakukan orang mukmin itu.
Al Jubba’i : Allah akan menjawab, ”Aku tahu bahwa jika engkau
terus hidup engkau akan berbuat dosa dan oleh karena itu akan kena hukum. Maka
untuk kepentinganmu Aku cabut nyawamu sebelum engkau sampai kepada umur
tanggung jawab”.
Al Asy’ari : Sekiranya yang kafir mengatakan, ”Engkau
mengetahui masa depanku seabagaimana Engkau mengetahu masa depan anak kecil
itu. Apa sebab engkau tidak jaga kepentinganku ?
Dari sini Al Jubba’i terpaksa diam.
Dialog inilah yang akhirnya menimbulkan keragu-raguan Abu Hasan Al Asy’ari
terhadap ajaran-ajaran muktzilah. Setelah peristiwa perdebatan itu Hasan Al
Asy’ari selamat 15 hari tidak keluar rumah untuk berfikir dan merenungkan
ajaran-ajaran yang selama ini dianutnya.
4.
Prof DR. Harun Nasution berpendapat bahwa
dimungkinkan Hasan Al Asy’ari meninggalkan Aliran Mu’tazilah karena
melihat bahwa Aliran Mu’tazilah tidak dapat diterima oleh umumnya umat
Islam yang bersifat sederhana dalam pemikiran-pemikirannya. Dan pada waktu itu
tidak ada aliran teologi lain yang teratur sebagai gantinya untuk menjadi
pegangan mereka. Dengan kata lain,
tidakkah mungkin bahwa Al Asy’ari melihat bahayanya bagi umat Islam kalau
mereka ditinggalkan tidak mempunyai pegangan teologi yang teratur. Rasanya
inilah menurut Prof. DR. Harun Nasution yang kemungkinan mendorong Al Asy’ari
meninggalkan ajaran-ajaran Mu’tazilah dan membentuk Aliran baru, setelah
ia berpuluh-puluh tahun menjadi penganut Aliran Mu’tazilah.
Empat hal
itulah yang kemungkinan mendorong Abu Hasan Al Asy’ari keluar dari Aliran Mu’tazilah,
dan kemudian mendirikan aliran baru, atau setidaknya empat hal itulah suasana
yang melatar belakangi Hasan Al Asy’ari keluar dari Aliran Mu’tazilah.
Adapun
ajaran-ajaran pokok Ahlussunah waljama’ah golongan Asy’ariyah ini adalah
sebagai berikut :
1. Sifat Tuhan.
Menurut Al Asy’ari tuhan memiliki sifat, mustahil Tuhan
mengetahui dengan zat-Nya, sebab jika dikatakan tuhan mengetahui dengan zat-Nya
maka berarti zat tuhan adalah pengetahuan, dan tuhan sendiri adalah
pengetahuan. Padahal tuhan bukan pengetahuan tetapi yang Maha Mengetahui (’Alim). Tuhan mengetahui dengan pengetahuan dan
pengetahuan-Nya bukan zat-Nya. Begitu juga dengan sifat-sifat Tuhan yang lain
seperti hayyat, qudrah, sami’an, bashiran.
2. Qadimnya Al Qur’an
Menurut Al
Asy’ari Al Qur’an itu tidak diciptakan, sebab kalau Al Qur’an itu
diciptakan, maka sesuai dengan ayat :
$yJ¯RÎ) $uZä9öqs% >äóÓy´Ï9 !#sŒÎ) çm»tR÷Šu‘r& br& tAqà)¯R ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÍÉÈ
” Sesungguhnya Perkataan Kami
terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya:
"kun (jadilah)", Maka jadilah ia.” QS An Nahl 16:40)
Untuk penciptaan itu perlu
kata ”kun”, dan untuk terciptanya
kata kun ini perlu kata kun yang lain; begitulah seterusnya sehingga
terdapat rentetan kata kun yang tidak berkesudahan. Dan ini tidak mungkin. Oleh
karena itu Al Qur’an tidak mungkin
diciptakan.
3. Melihat Allah
Prof. DR.
Harun Nasution menuturkan bahwa menurut Al Asy’ari tuhan diakhirat nanti
dapat dilihat, ia beralasan bahwa sifat-sifat yang tidak dapat diberikan pada
tuhan hanyalah sifat-sifat yang akan membawa kepada arti diciptakan-Nya. Sifat
tuhan dapat dilihat tidak membawa kepada hal ini; karena apa yang dapat dilihat
tidak membawa kepada arti bahwa ia bersifat diciptakan. Jadi jika dikatakan
Tuhan dapat dilihat, itu tidak berarti tuhan harus bersifat diciptakan. Dan Al
Asy’ari berpendapat bawa manusia nanti diakhirat dapat melihat Allah jika Allah
sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau Allah menciptakan kemampuan manusia
untuk melihat-Nya.
4. Perbuatan manusia.
Al Asy’ari
didalam kitab Al Ibanah yang dikutip oleh DR. Abdul Razaq, M.Ag, berpendapat
bahwa Allah adalah pencita (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia
sendiri yang mengupayakan (mukhtasib). Hanya Allah-lah yang mampu
menciptakan segala sesuatu. (termasuk
keinginan manusia)
5. Anthropomorphisme
Al Asy’ari
menuturkan didalam kitab Al Ibanah juz 1 hal. 20 bahwa Tuhan mempunyai muka,
tangan, mata dan sebagainya dengan tidak ditentukan bagaimana (bilakaifa),
yaitu dengan tidak mempunyai bentuk dan batasan
Berikut ini ayat-ayat Al Qur’an yang
menunjukkan bahwa Allah itu mempunyai tangan, muka, mata dan menurut al Asy’ari
dengan tidak ditentukan bagaiana (bilakaifa) :
tA$s% ß§ŠÎ=ö/Î*¯»tƒ $tB y7yèuZtB br& y‰àfó¡n@ $yJÏ9 àMø)n=yz £“y‰u‹Î/ ( |N÷Žy9õ3tGó™r& ÷Pr& |MZä. z`ÏB tû,Î!$yèø9$# ÇÐÎÈ
”Allah berfirman: "Hai
iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan
kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk
orang-orang yang (lebih) tinggi?". (QS Shad 38:75)
4’s+ö7tƒur çmô_ur y7În/u‘ rèŒ È@»n=pgø:$# ÏQ#tø.M}$#ur ÇËÐÈ
”Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS,
Arrahman 55:27)
“ÌøgrB $uZÏ^ã‹ôãr'Î/ [ä!#t“y_ `yJÏj9 tb%x. tÏÿä. ÇÊÍÈ
”yang berlayar dengan
pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).” (QS, Al Qamar 54: 14)
6. Keadilan tuhan
Assahrastani
yang dikutip Prof Dr. Harun Nasution menuturkan pendapat Al Asy’ari bahwa Tuhan
mempunyai kekuasan yang mutlak dan tidak ada sesuatupun yang wajib baginya.
Tuhan berbuat sekehendak-Nya. Sehingga jika ia memasukkan seluruh manusia ke
dalam surga bukanlah Ia bersifat tidak adil dan jika Ia memasukkan seluruh
manusia ke dalam neraka tidaklah ia bersifat dzalim Dengan demikian juga Al
Asy’ari juga tidak setuju dengan ajaran Mu’tazilah tentang wa’ad wa al
wa’id.
7. Kedudukan orang
berdosa
Al Asy’ari
berpandangan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap mukmin dan tidak kafir, karena imannya
masih ada, akan tetapi karena menajalani dosa besar maka ia dihukumi fasiq
imannya, sebab iman tidak akan mungkin hilang karena dosa selain kafir.
b. Al Maturidiyah
Nama
lengkap pendidiri Aliran Ahlussunnahwaljama’ah golongan Maturidiyah adalah Abu
Mansur Al Maturidi, dilahirkan di Samarkand, wilayah Usbekistan sekarang. Tahun
kelahirannya tidak diketahui secara pasti oleh sejarah, hanya diperkirakan abad
ke 3 Hijriyah. Ia wafat tahun 333H/944 M.
Ia hidup pada masa khalifah Al Mutawakkil yang memerintah pada tahun
232-274 H/847 – 861 M.
Adapun
ajaran-ajaran theologi Al Maturidi adalah sebagai berikut :
1. Akal dan Wahyu
Prof DR.
Harun Nasution memaparkan bahwa dalam pemikiran teologi Al Maturidi mendasarkan
Al Qur’an dan akal. Dalam hal ini sama dengan Al Asy’ari. Akan tetapi porsi
akal lebih besar dari pada yang diberikan Al Asy’ari. Dengan menggunakan akal
manusia mampu mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan. Hal ini sesuai
dengan Al Qur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akalnya dalam
usaha memperoleh pengetahuan dan keimanannya terhadap Allah melalui pengamatan
dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaanya.
Al Maturidi berpandangan
bahwa wahyu adalah sebagai pembimbing akal, karena akal terkadang mampu
mengetahui yang baik dan buruk terkadang
pula akal tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
2. Perbuatan manusia
Menurut Al
Maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan Allah karena segala sesuatu dalam
wujud ini adalah ciptaan Allah. Khusus mengenai perbuatan manusia,
kebijaksanaan dan keadilan kehendak Tuhan mengharuskan manusia memiliki kemampuan berbuat (ikhtiar)
agar kewajiban-kewajiban yang dibebankan keapadanya dapat dilaksanakannya.
Dalam hal ini, Al Maturidi mempertemukan antara ikhtiar sebagai
perbuatan manusia dan qudrah tuhan yang mencitpakan perbuatan manusia. Tuha
menciptakan daya(kasb) dalam diri manusia dan manusia bebas memakainya.
Daya-daya tersebut diciptakan bersamaan dengan perbuatan manusia. Dengan
demikian, tidak ada pertentangan antara qudrat Tuhan yang menciptakan
perbuatan manusia dan ikhtiar yang ada pada manusia. Kemudian karena daya diciptakan dalam diri manusia
perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan manusia sendiri dalam arti yang
sebenarnya, maka tentu daya itu juga daya manusia.
3. Kekuasaan dan
kehendak mutlak tuhan
Telah
diuraikan di atas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini,
yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi, pernyataan ini
menurut Al Maturidi bukan berarti bahwa Tuhan berbuat dan berkehendak dengan sewenang-wenang serta
sekehendak-Nya semata. Hal ini karena qudrat Tuhan tidak sewenang-wenang
(absolut), tetapi perbuatan dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya
sendiri (Razaq, 2007:128)
4. Pengutusan Rasul
Menurut Al
Maturidi, akal memerlukan wahyu, karena tidak selamanya akal mampu
mengetahui kewajiban yang dibebankan kepada manusia. Maka kehadiran seorang
rasul sangat dibutuhkan, sebagai sumber informasi.
5. Pelaku dosa besar.
Menurut Al
Maturidi orang yang melakukan dosa besar tidak dihukumi kafir, dan tidak
kekal dineraka walaupun ia mati sebelum bertaubat. Hal ini karena Tuhan telah
menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.
Pendapat Al
Maturidi tersebut seiring dengan
firman Allah :
`yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§‘sŒ #\ø‹yz ¼çnttƒ ÇÐÈ `tBur ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB ;o§‘sŒ #vx© ¼çnttƒ ÇÑÈ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. (7) dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula. (8), (QS, Azzalzalah 99: 7 – 8)
Sedangkan
bagi pelaku syirik Al Maturidi berpendapat bahwa ia akan kekal dineraka. Hal
ini seiring dengan firman Allah :
¨bÎ) ©!$# Ÿw ãÏÿøótƒ br& x8uŽô³ç„ ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótƒur $tB tbrߊ y7Ï9ºsŒ `yJÏ9 âä!$t±o„ 4 `tBur õ8ÎŽô³ç„ «!$$Î/ ωs)sù #“uŽtIøù$# $¸JøOÎ) $¸JŠÏàtã ÇÍÑÈ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS An-Nisa’ 4 : 48)
RANGKUMAN
1. Pendiri aliran
muktazilah adalah Abu Huzaifah Washil ibn Atha Al
Gazzal al-Altsag (80-131H).
2. ”al-ushul al khamsah” (lima ajaran dasar teologi muktazilah). :
a.
Attauhid,
b.
Al-Adl ,
c.
Al Wa’d wa al-Wa’id.
d.
Manzilah bain al-mazilatain
e.
Al-Amr bi Al Ma’ruf wa An-Nahyan Munkar
3.
Aliran Syi’ah adalah aliran
yang mendukung Ali bin Abi Thalib dan ahlul bait
4.
Golongan syi’ah ini sebenarnya
sudah ada sejak sesaat setelah Nabi Muhammad saw meningga dunia
5.
Ada juga yang berpendapat bahwa
munculnya syiah ini pada saat terjadi perang siffin yaitu setelah diadakan arbitrasi
6.
Khawarij adalah aliran yang
berasal pendukung Ali bin Abi Thalib yang membelot dari barisan Ali sewaktu
terjadi perang siffin antara Pasukan Ali bin Abi Thalib dengan sang pemberontak
Muawiyah bin Abi Sufyan.
7.
Aliran murji’ah adalah aliran
dari kaum non blok, yaitu kaum yang tidak berpihak kepada para penentang dan
pembangkan atau yang kontra Ali bin Abi Thalib yaitu kaum khawarij dan juga
kaum yang mengagung-agungkan atau yang pro dengan Ali bin Abi Thalib secara
berlebihan yaitu kaum syiah
8.
Al Jabariyah adalah aliran yang
meniadakan adanya ikhtiar bagi manusia atas pebuatanya
9.
Yang dimaksud Ahlussunnah secara umum adalah lawan dari Syi’ah,
sedangkan secara khusus yang dimaksud dengan Ahlussunnah adalah barisan Asy’ariyah
dan Maturidiyah dan merupakan lawan dari Mu’tazilah.
10. Aliran ahlussunnahwaljama’ah ini kemudian terpecah menjadi dua kelompok
yaitu Asy’ariyah dan Maturidiyah.
LEMBAR KERJA
BAGIAN 1
Nah sekarang isilah titik-titik pada kalimat pernyataan berikut ini
dengan cara membuka buku modul
1.
Tokoh aliran muktazilah bernama
...
2.
Nama guru tokoh pendiri aliran
muktazilah adalah ...
3.
Tokoh pendiri aliran muktazilah
dilahirkan pada tahun ...
4.
Tokoh pendiri aliran muktazilah
wafat pada tahun ...
5.
Washil bin Atha’ yang
mengajukan pertanyaan kepada sang gurunya yaitu Hasan Al Bashri. Washil
bertanya ”Wahai imam agama telah tampak
jelas dizaman kita ini sekelompok orang
yang mengkafirkan orang-orang yang berbuat dosa besar. Berbuat dosa besar
menurutnya adalah kafir. Kelompok yang dimaksud oleh washil adalah ...
6.
Washil menanyakan kepada guru
tentang golongan yang berpendapat bahwa perbuatan maksiat (dosa besar) tidak akan mempengaruhi iman, karena
perbuatan menurut mereka bukan termasuk rukum iman sebagaimana ketaatan tidak
dapat mempengaruhi kekafiran golongan yang maksud washil adalah ...
7.
Washil berkata, ”Saya tidak
sependapat bahwa orang yang berbuat dosa besar adalah mukmin mutlak dan kafir mutlak tetapi dia
(dihukumi) manzilah bainal manzilataini yaitu
8.
Hasan memberi nama washil dan golongannya dengan nama
“muktazilah” yang artinya ...
9.
I’tiqad (keyakinan) ajaran Muktzailah
adalah lima yang terkenal dengan sebutan ....
10.
Berkaitan dengan ’i’tiqad attauhid muktazilah menolak adanya ...
11.
sifat-sifat sebagai disebutkan dalam Al Qur’an itu sebenarnya adalah ....
12.
menerut muktzaliha ayat-ayat mutasyabihat
wajib di ....
13.
dalam memurnikan ketauhidan
muktzailah juga menolak adanya penggambaran fisik Tuhan yang disebut ...
14.
Al-Adl berarti Tuhan maha ....
15.
Berkaitan dengan al adl
muktzailah berpandangan bahwa tuhan
dianggap adil apabila tuhan hanya berbuat yang baik atau disebut ...
16.
Menurut muktazilah perbuatan maksiat, dosa, dan
perbuatan-perbuatan jelek lainnya adalah buatan ....
17.
Menurut muktazilah jika Allah yang menciptakan
perbuatan maksiat, dosa besar, maka itu berarti Allah berbuat ...
18.
Menurut muktazilah semua yang diperintah tuhan pasti membawah...
19.
Al Wa’d wa al-Wa’id berarti
...
20.
Menurut muktazilah orang yang
melakukan dosa besar dihukumi ...
21.
Aliran yang mendukung Ali bin
Abi Thalib dan ahlul bait adalah ...
22.
Menurut syi’ah yang berhak menjadi khalifah
adalah ....
23.
Munculnya syi’ah terjadi sejak
terjadinya perang ....
24.
Kekalahan pasukan ali yang
hampir mendapatkan kemenangan adalah karena mau menerima ajakan damai pasukan
....
25.
Dengan kelicikan Muawwiyah
akhirnya Ali bin Abi Thalib menerima ...
26.
Dengan peristiwa arbitrasi
pasukan Ali bin Abi Thalib terpeca menjadi
27.
Kelompok yang pro dengan
Ali bin Abi Thalib kemudian akhrinya
menjadi golongan ...
28.
kelompok yang kotra dengan Ali bin Abi Thalib adalah golongan...
29.
Akibat dari ketidak puasan kaum Khawarij terhadap
Khalifah Ali bin Abi Thalib, maka kaum Khawarij mengangkat khalifah sendiri
yaitu ... .
30.
Tokoh Aliran Syi’ah dari sekte Ghaliyah yang pernah
memeluk agama yahudi adalah
31.
“Ali bin Abi Thalib masih hidup dan akan keluar pada
hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa keadilah ke atas permukaan
bumi ini”. Aqidah tersebut dikembangkan oleh aliran syi’ah golongan al Imamiyah
dari kelompok ....
32.
Berikut ini nama tokoh dalam Aliran Qodariyah ...
.
33.
Berikut ini nama tokoh Jabariyah ... .
34.
Berikut ini nama tokoh Aliran Muktazilah
35.
Berikut ini tokoh aliran Ahli Sunnah Wal Jama’ah
... .
36.
Abu Mansur Al Maturidi tokoh aliran ... .
37.
Wasil bin Ato’ adalah anggota jama’ah majlis
pengajian
38.
Ghailan
Addamsyiqi adalah tokoh aliran ... .
39.
Aliran
yang berisikap keras terhadap pelaku dosa besar dan menyatakan bahwa Ali bin
Abi Thalib dan Muawiyyah adalah pelaku dosa besar dan keduanya dihukumi kafir
adalah aliran ... .
40.
Aliran yang sangat mengagung-agungkan Ali bin Abi
Thalib adalah ... .
41.
Aliran yang
terkenal sangat rasional adalah ... .
42.
Aliran yang terkenal dengan sikap attawasuth
adalah ... .
43.
Tokoh aliran Jabbariyah yang terkenal ekstrim
dalam pandangannya tentang perbuatan manusia adalah ... .
44.
Menurut kajian bahasa nama khawarij berasal dari
bahasa Arab yang mengandung arti ... .
45.
Nama lain khawarij ... .
46.
Aliran dalam ilmu kalam yang berasal dari barisan
pasukan Ali yang kemudian berbalik menentang terhadap Ali adalah ...
47.
Penundaan,
penangguhan , pengikut dan
pengharapan adalah arti menurut bahsa dari
aliran ....
48.
Golongan/ aliran
yang memberikan harapan kepada pelaku dosa besar untuk mendapatkan
pengampunan dari Allah adalah ... .
49.
Aliran yang memilki paham bahwa perbuatan manusia
telah ditentukan sebelumnya oleh qodlo’ dan qodar Allah adalah ...
50.
.Aliran yang memiliki paham bahwa segala tindakan
manusia tidak diintervensi oleh Tuhan ... .
51.
Sikap pasrah yang berlebihan merupakan gambaran
dari golongan ... .
52.
Sikap netral terhadap golongan yang pro dan kotra
dengan Ali bin Abi Thalib diambil oleh ... .
53.
agama adalah ketaatan kepada
imam (pemimpin), karena para imam dapat menakwilkan ajaran-ajaran pokok agama
seperti shalat, puasa, hajji dan sebagainya. Dan bahkan sebagian dari mereka
ada yang meninggalkan ajaran agama dan merasa cukup hanya dengan taat pada
imam. Ajaran tersebut merupakan ajaran Aliran Syiah dari sekte ….
54.
Roh ketuhanan masuk ke dalam
tubuh manusia disebut …
55.
Roh ketuhanan masuk ke dalam
tubuh manusia merupakan ajaran syiah dari sekte ….
56.
Berpindahnya roh dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain
disebut …
57.
Berpindahnya roh dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain
merupakan ajaran syiah dari sekte ….
58.
Nabi tidak menetapkan nama dan
orangnya dalam masalah imamah Tetapi Nabi hanya menentukan sifat-sfiatnya saja
merupakan ajaran yang dikembangkan oleh Syia dari sekte …
59.
Abu Bakar, Umar bin Khattab,
usman bin Affan adalah khalifah yang sah menurut pandangan Islam. Pendapat
tersebut menurut syiah sekte .,…
60.
Ali bin Abi Thalib masih hidup
dan akan keluar pada hari kiamat dari dalam tanah untuk membawa
keadilah ke atas permukaan bumi ini. Hal tersebut adalah ajaran yang dikembang
oleh kelompok Anuwusiyah dari golongan ….
61.
Golongan dalam aliran syiah
yang paling ekstrim dan berlebihan dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib, dan
telah menyimpang dari ajaran Islam
adalah …
62.
Ali bin Abi Thalib tidak meninggal, karena pada
dirinya terdapat unsur ketuhanan yang tidak mungkin musnah. Karena itu
menurutnya Ali berada di atas awan, dan petir yang menggelar adalah suaranya,
sedangkan kilat sebagai senyumannya dan dia akan Turun kembali ke dunia ini
pada saat dunia dilanda oleh kejahatan dan ketidak adilan. Ajaran tersebut
dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan Al Ghaliyah kelompok ….
63.
Muhammad dan Ali bin Abi Thalib
kedua-dunya adalah Tuhan. Ajaran tersebut dikembangkan oleh aliran Syiah dari
golongan Al Ghaliyah kelompok ….
64.
Ja’far ibn Muhammad adalah
Tuhan, begitu juga nenek moyang semuanya juga tuhan Ajaran tersebut
dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan Al Ghaliyah kelompok ….
65.
Tuhan itu berbentuk manusia,
bagian atasnya mempunyai rongga dan bagian bawahnya padat, Dia adalah nur yang
bersinar-sinar dan dia mempunyai lima anggota; tangan, kaki, hidung, telinga,
dan mulut. Tuhan mempunyai kuku yang berwarna hitam, namun tidak mempunyai
darah dan daging Ajaran tersebut dikembangkan oleh aliran Syiah dari golongan
Al Ghaliyah kelompok ….
66.
aiaran Az-Zaidiyah
ajaran-ajarannya hampir sama dengan aliran ….
67.
Al Wa’d wa al-Wa’id berarti ....
68.
Aliran yang lebih mementingkan iman dari pada amal adalah
....
69.
Faham jabbariyah sudah ada
sejak jaman ...
70.
Delegaasi Ali bin Abi Thalib
dalam arbitrase adalah ….
71.
Tokoh Pendidiri Ahlussunnah Asy’ariyah adalah ….
72.
Tokoh Pendidiri Ahlussunnah Al Maturidiyah adalah …
BAGIAN 2
KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT INI TANPA MEMBUKA BUKU DAN COCOKAN HASIL KERJA
KALIAN DENGAN KUNCI JAWABAN YANG TERSEDIA
JIKA KALIAN SUDAH DAPAT MENJAWAB DENGAN
TINGKAT
KEBENARAN 90 % KALIAN BERHAK UNTUK TES
KOMPETENSI PADA GURU MAPEL ANDA
DAN MELANJUTKAN KE
MODUL BERIKUTNYA
PILIHLAH SALAH SATU JAWABN YANG
PALING BENAR !
1. Disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi
tentang aqidah imani yang diperkuat
dengan dalil-dalil rasional merupakan pengertian dari
... .kecuali
a. ilmu kalam
b. ilmu aqidah
c. ilmu tahuhid
d. Ilmu ushuluddin
e.
ilmu fiqh
2.
Berikut ini merupakan fungsi ilmu kalam ...
a. untuk mempertahankan kekuatan Islam
b. untuk
mempertahankan aqidah Islam
c. untuk
memerangi hawa nafsu
d. untuk
mempertahankan syar’at Islam
e. untuk
mempertahankan negara Islam
3.
Pertama kali timbulnya kekacauan politik pada masa sahabat terjadi pada waktu
khalifah .... .
a. Abu Bakar
b. Umar bin Khattab
c. Usman bin Affan
d. Ali bin Abi Thalib
e. Umar bin Abdul Aziz
4. Awal
mula munculnya pemikiran teologi disebabkan adanya kekacauan politik yang
terjadi pada masa Khalifah .... .
a. Abu Bakar
b. Umar bin
Khattab
c. Usman
bin Affan
d. Ali bin
Abi Thalib
e. Umar bin
Abdul Aziz
5. Berikut
ini merupakan ruang lingkup ilmu kalam ... . kecuali
a.
ilahiyat
b. Nubuwat
c. Ruhaniyah
d. Fiqhiyat
e. Sam’iyyat
6. Ilmu
kalam muncul disebabkan oleh persoalan ...
a. politik
b. prinsip Aqidah Islam
c. Keimanan
d. Ketauhidan
e. Muamalah
7. Berikut
masalah yang dibicarakan dalam ilmu kalam ... .kecuali
a.
wasiyat
b. sifat Tuhan
c. dosa besar
d. qodimnya Al Qur’an
e. imamah
8. Akibat
dari ketidak puasan kaum Khawarij terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib, maka
kaum Khawarij mengangkat khalifah sendiri yaitu ... .
a. Abdullah Ibnu Abi Wahab
Arrosyidi
b. Abdullah bin Saba’
c. Abdullah Ibnu Hasyim
d. Abdullah bin Umar
e. Abdullah ibnu Abbas
9.
Berikut ini merupakan tokoh dalam Aliran Syi’ah ... .
a. Abdullah bin Abbas
b. Abdullah bin Saba’
c. Ja’d bin Dirmah
d. Jahm bin sofyan
e. Abdurrahman bin Muljam
10. Tokoh
Syi’ah Zaidiyah bernama ... .
a. Zaid bin Tsabit
b. Zaid bin Abdullah
c. Zaid bin Ali bin Husen bin Abi Thalib
d. Zaid bin
Harist
e. Zaid bin Hasan
11. Jahm bin sofwan, Abu Hasan Ash Shalihi,
Muqatil bin Sulaiman mereka adalah tokoh-tokoh
dalam aliran … .
a. Khawarij
b. Syi’ah
c. Murji’ah
d. Muktazilah
e. Jabbariyah
12. Berikut ini nama tokoh dalam Aliran Qodariyah
... .
a. Abu Hasan Al Asy’ari
b. Wasil bin Atha’
c. Ja’d bin Dirham
d. Ma’bad Al Jauhani
e. Abu Musa Al Asy’ari
13.
Berikut ini nama tokoh Jabariyah ... .
a. Abu Hasan Al Asy’ari
b. Wasil bin Atha’
c. Ja’d bin Dirham
d. Ma’bad Al Jauhani
e. Abu Mansur Al Maturidi
14. Berikut ini nama tokoh Aliran Muktazilah
a. Ghailan Addamsyiqi
b. Wasil bin Atha’
c. Ja’d bin Dirham
d. Ma’bad Al Jauhani
e. Hasan Al Basyri
15. Berikut ini tokoh aliran Ahli Sunnah Wal
Jama’ah ... .
a. Abu Hasan Al Asy’ari
b. Abu Musa Al Asy’ari
c. Hasan Al Basyri
d. Hasan bin Ali
e. Husain bin Ali
16. Abu
Mansur Al Maturidi tokoh aliran ...
a. Khawarij
b.
Syi’ah
c.
Muktazilah.
d.
Ahlussunnah Waljama’ah
e.
Murji’ah
17. Wasil
bin Ato’ pernah menjadi anggota jama’ah
majlis pengajian
a. Abu Hasan Al Asy’ari
b. Abu Musa
Al Asy’ari
c. Hasan Al
Basyri
d. Hasan bin
Ali
e. Hesin bin
Ali
18. Tokoh
aliran yang Syi’ah yang pernah memeluk agama Yahudi kemudian berpura-pura masuk
Islam dan membuat kekacauan ajaran ketauhidan adalah ... .
a. Abdullah Ibnu Abi Wahab Arrosyidi
b. Abdullah bin Saba’
c. Abdullah Ibnu Hasyim
d. Abdullah bin Umar
e.
Abdullah bin Abbas
19.
Ghailan Addamsyiqi adalah tokoh aliran...
a. Jabariyah
b. Qodariyah
c
Muktazilah.
d.
Ahlussunnah Waljama’ah
e.
Khawarij
20. Aliran yang berisikap keras terhadap pelaku
dosa besar dan menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib dan Muawiyyah adalah pelaku
dosa besar dan keduanya dihukumi kafir adalah aliran ...
a. Murji’ah
b. Khawarij
c. Qodariyah
d. Ahlisunnah waljama’ah
e. Murjiah
21. Aliran yang sangat mengagung-agungkan Ali bin
Abi Thalib adalah ... .
a.
Khawarij
b.
Syi’ah
c.
Murji’ah
d.
Muktazilah
e.
Jabbariyah
22. Aliran yang
terkenal sangat rasional adalah ...
a. Khawarij
b.
Syi’ah
c.
Murji’ah
d.
Muktazilah
e.
Qodariyah
23. Aliran yang terkenal dengan sikap attawasuth
adalah ... .
a.
Murji’ah
b.
Khawarij
c.
Qodariyah
d.
Ahlisunnah waljama’ah
e. Syiah
24. Tokoh aliran Jabbariyah yang terkenal ekstrim
dalam pandangannya tentang perbuatan manusia adalah ... .
a. Ja’d
bin Dirham
b. Ghailan
Addamsyiqi
c. Abu
Musa Al Asy’ari
d. Abu
Mansur Al Maturidi
e. Hasan
Al Asy’ari
25. Berukut ini adalah aliran-aliran dalam ilmu
kalam .... kecuali
a. Syafi’iyah
b. Khawarij
c. Murji’ah
d. Asy’ariyah
e. Maturidiyah
26. Nama khawarij berasal dari bahasa Arab yang
mengandung arti ... .
a. orang-orang yang
keluar
b. orang-orang yang pergi
c. orang-orang yang
kembali
d. orang-orang yang berangkat
e. orang-orang yang
memberontak
27. Nama
lain khawarij ... .
a. ahlul bait
b. ahlul bid’ah
c. ahlul hurur
d. ahlul hadist
e. ahluljannah
28. Aliran
dalam ilmu kalam yang berasal dari barisan pasukan Ali yang kemudian berbalik
menentang terhadap Ali adalah ...
a. Khawarij
b. Syi’ah
c. Murji’ah
d. Jabariyah
e. Qodariyah
29.
Golongan yang menyanjung Ali bin Abi Thalib secara berlebihan adalah ... .
a. Muktazilah
b. Syi’ah
c. Qodariyah
d. Jabariyah
e. Khawarij
30.
Murji’ah adalah golongan yang ... .
a. memberikan harapan kepada pelaku dosa besar
untuk mendapatkan pengampunan dari Allah
b. sangat mentang Ali bin Abi Thalib
c. mendukung atas kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib
d.
mengedepankan rasio dalam ilmu kalam
e.
meniadakan sifat Allah
31. Aliran yang memilki paham bahwa perbuatan
manusia telah ditentukan sebelumnya oleh qodlo’ dan qodar Allah adalah ... .
a.
Jabariyah
b.
Qodariyah
c.
Ahlussunnah waljama’ah
d.
Muktazilah
e. Murjiah
32. Aliran
yang memiliki paham bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan
a. Jabariyah
b. Qodariyah
c. Ahlussunnah waljama’ah
d. Syi’ah
e. Muktazilah
33. ushul ’ Al Khamsah adalah prinsip ajaran ....
a.
Jabariyah
b.
Qodariyah
c. Ahlu
ssunnah waljama’ah
d.
Muktazilah
e. Syi’ah
34. Qodariyah berasal dari bahasa Arab yaitu dari
kata qadara yang berarti ... .
a. terpaksa
b. kemampuan
c. kelemahan
d. Pengikut
e. memisahkan diri
35.
Muktazilah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata i’tazalah yang
berarti .. .
a.
rasional
b. berkuasa
c. terpaksa
d. memisahkan diri
e. terpaksa
36. Golongan terkenal sangat rasional dalam ilmu
kalam adalah ... .
a. Jabariyah
b. Qodariyah
c. Ahlussunnah waljama’ah
d. Muktazilah
e. Murjiah
37. Nama lain dari golongan Muktaziklah adalah ..
a.
ahluttauhid
b. ahlussunnah
c. ahlulbait
d. ahlul bid’ah
e. ahlul jannah
38. ahlul adl nama lain dari golongan ... .
a.
Jabariyah
b. Qodariyah
c. Ahlussunnah waljama’ah
d. Muktazilah
e. Murjiah
39. Attawasuth adalah sikap dari golongan .... .
a. Jabariyah
b. Qodariyah
c. Ahlussunnah waljama’ah
d. Muktazilah
e. Syiah
40. Golongan Khawarij berpendapat bahwa pelaku
dosa besar dihukumi … .
a.
kafir dan tidak kekal di neraka
b. kafir dan kekal
dineraka
c. mukmin dan masuk
neraka
d mukmin dan masuk surga jika mendapat
pengampunan dari Allah
e. fasiq
imannya
41.
Golongan Murji’ah berpendapat bahwa pelaku dosa besar dihukumi ... .
a. kafir dan tidak kekal di neraka
b. kafir dan kekal
dineraka
c. fasiq
d mukmin dan adapun dosa-dosanya di serahkan
kepada Allah
42.
Golongan Muktazilah berpedapat bahwa pelaku dosa besar dihukumi ... .
a.
kafir
b. mukmin
c. tengah-tengah antara mukmin
dan kafir
d. Murtad
e. mukmin fasiq
43. Golongan yang berpendapat bahwa Allah tidak
memiliki sifat adalah ... .
a. Jabariyah
b. Qodariyah
c. Ahlussunnah waljama’ah
d. Muktazilah
e. Syi’ah
44. Sikap pasrah yang berlebihan merupakan
gambaran dari golongan ... .
a.
Jabariyah
b. Qodariyah
c. Ahlussunnah waljama’ah
d. Muktazilah
e. Khawarij
45. Sikap
netral terhadap golongan yang pro dan kotra dengan Ali bin Abi Thalib diambil
oleh ... a. Murjiah
b. Muktazilah
c. Maturidiyah
d. Asy’ariyah
e. Jabbariyah
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA
BAGIAN 1
1.
Washil bin
Atha’ Al Ghazal Al Atsag
2.
Hasan Al
Basri
3.
80 H
4.
131 H
5.
Khawarij,
Syi’ah dan Murjiah
6.
murjiah
7.
Tidak
kafir dan juga tidak mukmin
8.
Orang-orang
yang memisahkan diri
9.
Al Ushul
Al Khamsah
10. Sifat-sifat Allah
11. Dzatnya
12. Takwilkan
13. Tasybih/tajassum
14. Adil
15. Assolah
16. Manusia
17. Dzalim (tidak adil)
18. Manfaat
19. Janji dan ancaman
20. Manzilah bainal manzilataini
21. Syi’ah
22. Ali Bin Abi Thalib
23. Siffin
24. Muawiyah
25. Arbitrase/tahkim
26. 2 golongan
27. Syi’ah
28. Khawarij
29. Abdullah bin Kawa
30. Abdullah bin Saba’
31. Kelompok An Nuwusiyah dari golongan Al Imamiyah
32. Ma’bad Al Juhani
33. Jahm bin Sofyan dan Ja’ad bin Dirham
34. Wasil Bin Attok
35. Abu Hasan Al Asy’ari, Abu Mansur Al Maturidi
36. Ahlussunnah wal Jama’ah
37. Hasan Al Basri
38. Qodariyah
39. Khawarij
40. Syi’ah
41. Muktazilah
42. Ahulussunnah wal jama’ah
43. Jahm bin sofwan dan Ja’ad Bin Dirham
44. Ahulul hurur
45. Keluar
46. Khawarij
47. Arja’a / murji’ah
48. Murji’ah
49. Jabbariyah
50. Qodariyah
51. Jabbariyah
52. Murjiah
53. Al Imamiyah
54. Al hulul
55. Al Kissaniyah
56. Tanassukh
57. Al Kissaniyah
58. Azzaidiyah
59. Azzaidiyah
60. Al Imamiyah
61. Al Ghaliyah
62. Assabaiyah
63. Al Ainiyah
64. Al Khatabiyah
65. Al Hisyamiyah
66. Muktazilah
67. Janji dan Ancaman
68. Murjiah
69. Nabi
70. Abu Musa Al Asy’ariah
71. Abu Mansur Al Maturidi
Bagian 2
1.
E
2.
B
3.
C
4.
C
5.
D
6.
A
7.
A
8.
A
9.
B
10. B
11. E
12. D
13. C
14. B
15. A
16. D
17. C
18. B
19. B
20. B
21. B
22. D
23. D
24. A
25. A
26. A
27. C
28. A
29. B
30. A
31. A
32. B
33. D
34. B
35. D
36. D
37. A
38. D
39. C
40. B
41. D
42. C
43. D
44. A
45. A
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Warson Al Munawir, ”Kamus Al Munawwir Arab Indonesia Terlengkap”
Penerbit Pustaka Progressif Surabaya, 1984
Annawawy Al Jawi, ”Fathkul Majid”, Penerbit
Al Hidayah Surabaya
Abu Abdullah Ahmad Ibn Muhammad ibn Hanbal Ibn Halal In Assad
Asyyaibaniy, ”Musnad Ahmad”
Aly Ibn Ismail Ibn Abi Basyar Al Asy’ari Abu Al Hasan, ”Al Ibanah An
Ushuliddiniyah” Peneribit Dar Al Anshari Kairo, 1397 H
Harun Nasution, Prof DR. ”Theologi Islam”,
Ibnu Abi Zaid Al Qairuniy ”Al Fawaqihah Ad Diwany
Imadu Assayyid Muhammad Ismail Asy arbiny, ”Kitabaat A’da’ Al Islam wa
manaaqasyituhaa” 1422 H/2002 M
Ibnu Khaldun, ”Muqaddimah Ibnu Khaldun”,
Muhammad Abdul Karim Ibn Abi Bakr Ahmad Asyahratsaniy, ”Al Milal
Wannihal”, Penerbit Darul Ma’rifat Bairut, 1404
WJS Purwadarminta, ”Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Penerbit Balai
Pustaka Jakarta.
Baccarat - Craps - Febcasino
BalasHapusPlay online craps 제왕 카지노 for free or play real money online at Craps is where all your favourite febcasino games come into play, or try to pick the game you like for the best 메리트카지노 odds.